Kamis, 08 November 2012

UTS KEPEMIMPINAN


PUJI HARIATI
108554274
PAP 2010 B
UTS KEPEMIMPINAN
1. Buatlah skema / kerangka berpikir anda dalam menyimpulkan kepemimpilan pendidikam dalam organisasi pendidikan!
2.  Jelaskan tahapan pengambilan keputusan olrh seorang pimpinan dalam organisasi pendidikan!
3. Buatlah skematik powerpint ( minimal 4 slide), berbahasa inggrid tentamg kepemimpinan!

JAWABAN
1.      SKEMA / kerangka berpikir kepemimpinan pendidikan dalam suatu organisasi pendidikan.
KEPALA SEKOLAH
KOMITE SEKOLAH
KA TATA USAHA
WAKA KESISWAAN
KETUA PROGRAM KEAHLIAN PENJUALAN
KETUA PROGRAM TEK.INFORMASI DAN KOMUNIKASI
SISWA
WAKA KURIKULUM
KETUA PROGRAM ADMINISTRASI PERKANTORAN
KETUA PROGRAM KEAHLIAN AKUTANSI
GURU
 

























2.     


Tahapan pengambilan keputusan.
Dalam bidang pendidikan, penyelenggaraan pendidikan hanya mungkin dilaksanakan bila didasarkan atas kebijakan dan perencanaan yang menyeluruh dan mantap untuk menghadapi masa depan. Kebijakan dan perencanaan pengembangan pendidikan ini adalah bentuk seperangkat keputusan-keputusan untuk mengendalikan dan merekayasa masa depan dalam upaya membangun manusia Indonesia untuk menghadapi masa depan. Pembuatan keputusan dengan demikian dalam pembangunan pendidikan memegang peran strategis dan karenanya kualitas pembuatan keputusan merupakan titik sentral dalam proses pembuatan keputusan. Ini mengandung arti bahwa untuk menghasilkan keputusan yang bermutu, keputusan itu menuntut dipenuhinya persyaratan professional yang harus di miliki oleh setiap pemimpin atau manager yang professional.
Pembuatan keputusan, perencanaan dan kebijakan mengandung makna yang saling berkaitan yang secara fungsional dan kontekstual mengandung perbedaan-perbedaan. Pembuatan keputusan ini adalah perumusan fikiran, gagasan, aspirasi, dan kebutuhan yang disusun secara sistematik rasional yang dapat dijadikan pegangan atau pedoman bagi organisasi dan para anggotanya dalam melakukan kegiatan-kegiatan. Perencanaan adalah proses pembuatan keputusan yang merupakan pedoman untuk kegiatan perekayasaan masa depan. Kebijakan adalah serangkaian keputusan mendasar dan umum untuk memecahkan berbagai permasalahan organisasi. Kebijakan dapat berfungsi sebagai strategi untuk melaksanakan perencanaan atau bahkan untuk melaksanakan suatu keputusan tertentu. Kebijakan memiliki ciri sebagai arahan atau pedoman bagi bawahan dalam melaksanakan suatu tugas. kebijakan dapat bersifat makro, meso dan mikro. Dalam rumusan di atas perencanaan dan kebijakan bertitik tolak dari keputusan. Bahkan perencanaan merupakan bentuk keputusan dan kebijakan merupakan bentuk keputusan umum yang mendasar. Dalam pertumbuhan selanjutnya ketiga konsep tersebut diterapkan untuk tujuan, kepentingan dan konteks yang berbeda. Pembuatan keputusan lebih diarahkan kepada fungsi kepemimpinan dalam proses manajemen. Perencanaan diarahkan sebagai alat rekayasa untuk menjangkau masa depan yang lebih jauh dan menyeluruh. Sedangkan kebijakan berfungsi sebagai garis-garis besar keputusan yang diambil oleh decision makers untuk memberikan arah dan panduan kepada seluruh anggota untuk bertindak dan berpartisipasi dalam setiap upaya pemecahan permasalahan.
Prinsip dan Proses Pembuatan Keputusan Pembuatan keputusan mengenal berbagai prinsip dasar sehingga baik dalam tahapan perumusan maupun implementasinya pembuatan keputusan tersebut memenuhi syarat sebagai alat manajemen yang dapat memberikan panduan bagi anggota dalam bertindak dan berprilaku. Adapun Prinsip-Prinsip tersebut adalah sebagai berikut:
1. Keputusan pada dasarnya ditujukan untuk memecahkan masalah, karena itu setiap alternatif solusi hendaknya tepat untuk masalah yang dituju.
2. Setiap keputusan hendaknya merupakan alternatif terbaik dengan resiko yang amat minial.
3. Keputusan hendaknya sudah mempertimbangkan lingkup dan resiko secara sistematik dan sistemik.
4. Keputusan hendaknya tidak berada diluar zona of acceptance manusia.
5. Keputusan yang efektif adalah keputusan yang dapat dilaksanakan.
6. Keputusan hendaknya memecahkan masalah yang generik bukan yang oprasional teknis.
7. Pembuatan Keputusan terdiri dari tahap perumusan keputusan dan implementasi keputusan.
8. Pembuatan keputusan hendaknya menghasilkan suatu hasil yang dapat diukur.
9. keputusan tidak selalu harus dimulai dari data, tapi dari judgement.
           
Keseluruhan prinsip di atas dapat dijadikan dasar dalam setiap pembuatan keputusan. Dengan menerapkan prinsip tersebut pembuat keputusan dapat terhindar dari berbagai kesalahan dalam menggunakan pembuatan keputusan. Ini mengandung arti bahwa kekacauan manajemen yang acap kali disebabkan oleh pembuatan keputusan yang tidak didasarkan kepada prinsip yang tepat dapat dihindari. Proses pembuatan keputusan terdiri dari dua tahapan yaitu: tahapan perumusan keputusan dan tahapan implementasi keputusan. Setiap tahapan terdiri dari berbagai langkah atau kegiatan yang secara sistematik dan runtun perlu diikuti oleh setiap pembuat keputusan. Keseluruhan rincian tahapan dan kegiatan pembuatan keputusan tersebut tercantum di bawah ini.

A. Perumusan Keputusan
1. Identifikasi masalah Keputusan diperlukan untuk memecahkan masalah-masalah. Langkah pertama yang harus dilakukan oleh pembuat keputusan adalah masalah-masalah apa saja yang harus diputuskan. Menurut Peter Drucker, seorang eksekutif yang efektif tidak membuat keputusan untuk setiap masalah. Masalah yang harus mendapat perhatian adalah masalah-masalah mendasar yang mempunyai dampak luas dan menyeluruh bagi anggota dan bagi organisasi. Masalah-masalah ini disebut dengan “generic problems”. Masalah biasa tidak perlu diputuskan oleh eksekutif, tapi cukup oleh pimpinan tingkat yang lebih rendah berdasarkan aturan organisasi yang berlaku. Identifikasi masalah generik ini tidak perlu ditunjang oleh data yang lengkap, sebab bila data yang lengkap harus terkumpul dahulu, maka tidak akan ada suatu keputusan. Keputusan dapat dimulai dari judgment rasional dari seorang pemimpin.

2.      Perumusan tujuan
Tujuan apakah yang harus dicapai melalui pemecahan suatu masalah? Asumsi dasar untuk setiap keputusan adalah bahwa suatu keputusan dibuat oleh seorang pemimpin untuk mencapai tujuan tertentu. Ini berarti tidak hanya masalah yang dipecahkan saja yang perlu jelas, tapi juga tujuan yang akan dicapainya harus labih jelas lagi. Kejelasan tujuan ini diperlukan sebagai pedoman untuk menentukan pilihan-pilihan keputusan yang paling tepat untuk suatu masalah. Keberhasilan suatu keputusan ditentukan oleh “apakah tujuan yang sudah ditetapkan itu akhirnya dapat dicapai atau tidak”. Tujuan untuk masalah-masalah yang generik harus dirumuskan secara umum dan mendasar, yang kemudian diterjemahkan kedalam tujuan-tijuan yang lebih operasional yang disebut dengan objektif. Setiap objektif perlu pula dijabarkan kedalam target-target baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Suatu “decision tree” perlu dikembangkan sehingga jangkauan dampak dan lingkup suatu keputusan dapat diketahui dengan jelas.

3.      Identifikasi Alternatif Solusi
Alternatif solusi atau pemecahan untuk suatu masalah sangat penting karena setiap masalah tidak mungkin dipecahkan hanya oleh suatu cara pemecahan saja. Alternatif-alternatif ini diperlukan untuk sampai kepada pilihan keputusan yang tepat dengan resiko yang sangat minimal. Identifikasi alternatif solusi ini ditentukan oleh: latar belakang pendidikan, pengalaman hidup, tingkat kecerdasan, kemampuan antisipatif, kemampuan berfikir kedepan, imaginasi, cita-cita, kreativitas, dan kemampuan untuk melihat secara jeli setiap resiko dan dampak serta peluang yang mungkin diciptakan oleh suatu alternatif keputusan tertentu.

4. Penentuan Kriteria Pemilihan Alternatif Solusi
Kriteria suatu alternatif pemecahan sangat sulit dikembangkan secara pasti, karena dikembangkan sehingga jangkauan dampak dan lingkup suatu keputusan dapat diketahui dengan jelas. keputusan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Namun demikian kriteria umum dapat diungkap seperti dibawah ini:
a. Alternatif solusi itu harus tepat untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan
b. Altertnatif solusi itu harus jelas dampak, resiko dan peluang yang mungkin diciptakan
c. Alternatif solusi itu harus feasible untuk dilaksanakan
d. Alternatif solusi itu harus tidak bertentangan dengan nilai, etika, moral yang dipegang oleh anggota organisasi dan oleh organisasi.
e. Alternatif solusi itu harus membawa perubahan bagi organisasi menuju yang lebih baik dari keadaan sekarang.

Secara operasional akhirnya kriteria ini sangat ditentukan oleh pembuat keputusan. Alternatif solusi yang dipilih mungkin mempunyai resiko tinggi dan sulit dilaksanakan, tapi dapat membawa perubahan yang diinginkan. Dalam manajemen acapkali ditemukan suatu alternatif solusi yang sangat mahal yang harus diambil untuk suatu hasil yang mempunyai nilai sangat tinggi.

5 .Penentuan Pilihan Alternatif Solusi
(Keputusan) Penentuan pilihan solusi atau keputusan ini dalam tahapan pembuatan keputusan merupakan tahapan yang sangat kritis dan sangat menentukan. Pembuat keputusan atas dasar semua pilihan yang tersedia, dengan berbagai resiko, dampak dan peluang akhirnya harus sampai pada suatu titik pilihan keputusan. Pilihan ini harus diambil dengan kecermatan, kejelian, keberanian, tanggung jawab, dan komitmen yang besar. Tanpa sikap-sikap seperti itu suatu keputusan tidak akan mempunyai makna apa-apa. Sikap seperti inilah yang menciptakan berbagai dinamika dan perubahan dalam suatu organisasi.


B. Implentasi Keputusan
1. Legalisasi Keputusan Langkah ini diperlukan dalam suatu proses pembuatan keputusan sebagai suatu cara untuk memperoleh keabsahan dan komitmen serta dasar hokum dari suatu keputusan sehingga seluruh anggota, unsur-unsur pimpinan dan seluruh jajaran organisasi terikat untuk melaksanakan keputusan itu. Legalisasi ini diwujudkan berdasarkan ketentuan yang diberlakukan dalam suatu organisasi.
 2. Plan of actions Atas dasar keputusan formal organisasi yang secara hukum memperoleh kekuatan, maka rancangan oprasional atau plan of action dapat disusun. Plan of action mencakup hal-hal sebagai berikut:
a. Objective dan sasaran operasional
b. Penentuan tugas dan tanggung jawab bagi setiap, personel yang terlibat

c. Mekanisme organisasi dalam melaksanakan keputusan termasuk mekanisme pengawasan
d. Penentuan sumber-sumber daya yang diperlukan untuk setiap kegiatan, termasuk sumber dana
e. Time-line dari langkah awal hingga langkah review dan evaluasi

3. Sosialisasi dan Komunikasi
Langkah ini dipandang strategis untuk memasyarakatkan keputusan agar setiap orang memahami dalam rangka memenangkan dukungan untuk upaya yang mengandung pembaharuan. Tujuan yang perlu dicapai adalah support atau dukungan dari segenap anggota atau masyarakat organisasi terhadap upaya yang akan dilaksanakan. Sosialisasi dan komunikasi ini harus dirancang secara sistematik untuk menciptakan kondisi dan suasana yang favourable. Kritikan dan resistansi harus diantisipasi dan langkah-langkah penanggulangannya sudah harus disiapkan. Keseluruhan jalur komunikasi organisasi dan media teknologi yang diperlukan harus dimobilisir sedemikian rupa sehingga suasana yang favourable itu dapat diciptakan. Winning the support dari masyarakat begitu penting untuk ikut mendorong terwujudnya hasil yang diharapkan.

4.      Action
Tahapan ini merupakan titik tumpu untuk keberhasilan tahapan implementasi keputusan. Tahapan action ini merupakan ”putting thing into practice”. Keseluruhan persiapan termasuk mekanisme organisasi yang telah disusun dicoba untuk bekerja melaksanakan keputusan yang telah diambil. Koordinasi, Komunikasi, dan kerja sama adalah kunci dari kelancaran proses implementasi ini Dalam pelaksanaan action ini ada beberapa hal yang kritis yaitu: organisasi, personnel, dan dana dalam suatu interaksi manajemen. Unsur kemampuan pimpinan untuk menggerakan rancangan adalah sangat penting. Pada awal action tentu akan ditemui berbagai kesulitan, pada langkah awal inilah diperlukan kesiapan seluruh aparat eksekutif untuk selalu siaga dalam menangani berbagai kesulitan yang muncul.

5.      Pengawasan
Pengawasan adalah salah satu unsur yang dapat dimanfaatkan untuk membantu kelancaran implementasi. Pengawasan ini mencakup pemantauan atau monitoring, evaluasi dan intervensi untuk meluruskan apa yang ditemui tidak sesuai dengan ketentuan dan aturan yang telah ditentukan. Pengawasan ini dapat dilakukan oleh aparat yang ditunjuk untuk itu, atau langsung oleh unsur pimpinan kepada bawahannya.

6. Review dan evaluasi
Review adalah kaji ulang setiap langkah dan tahapan yang telah dilaksanakan sedangkan evaluasi adalah proses penilaian untuk mengetahui tingkat efisiensi dan efektivitas manajemen dalam rangka melaksanakan keputusan. Kegiatan ini tidak harus menunggu hingga keseluruhan langkah implementasi selesai, tapi dapat dilaksanakan secara terjadwal dan kontinue dalam rintangan waktu yang telah ditentukan. Dengan sistem review dan evaluasi seperti ini keseluruhan gambaran proses implementasi dapat di ketahui tingkat kemajuannya, kesulitannya dan hambatannya, karena itu langkah-langkah teknis untuk mengatasi semua persoalan dapat disusun secara sistemik dan sistematik.

Walaupun proses pembuatan keputusan itu dilaksanakan dalam berbagai bentuk seperti shared decision making, participative decision making, namun pada dasarnya pembuat keputusan itu merupakan salah satu tugas utama pemimpin. Dalam melaksanakan tugasnya sebagai pembuat keputusan, pemimpin mempunyai peluang untuk berkreatif. Shared decisions making, Participative decision making, group decision making atau team decision making merupakan bentuk proses pembuatan pembuatan keputusan yang melibatkan orang lain sekurang-kurangnya untuk memberikan pertimbangan dalam memutuskan. Pembuatan keputusan seperti ini penting dalam rangka memantapkan kehidupan demokrasi.
Ini juga sekaligus mengandung implikasi bahwa fungsi pembuatan keputusan sesungguhnya merupakan seperangkat prilaku kepemimpinan dalam melaksanakan tugas pemimpin. Karena pembuatan keputusan itu merupakan prilaku pemimpin, maka styles pembuatan keputusan itu integrasi kedalam styles kepemimpinan seperti yang dituangkan dalam teori Tanembaum. Teori ini menampilkan perpaduan antara styles kepemimpinan dengan pembuatan keputusan dengan dua dimensi: dimensi demokratik dan dimensi otokratik yang bergerak dari dua titik yang berlawanan. Semakin jauh dari titik otokratik, maka styles pembuatan keputusan pemimpin itu semakin demokratik. Sebaliknya semakin jauh dari titik demokratik, styles pembuatan keputusan semakin otokratik. Dalam teori kepemimpinan situasional, styles kepemimpinan disesuaikan dengan dimensi tingkat kematangan yang dipimpin. bilamana tingkat kematangan yang dipimpin itu berada pada tingkat yang tinggi atau mature, maka styles kepemimpinan cenderung participatif dan delegating termasuk dalam proses pembuatan keputusan. Teori X dan teori Y mengangkat dua tipe prilaku yang dipimpin. Apabila yang dipimpin itu mempunyai ciri tipe X maka dalam proses pembuatan keputusan cenderung tidak mempartisipasikan bawahan, artinya peran prilaku pemimpin semakin dominan. Namun bilamana bawahan memiliki ciri Y maka pembuatan keputusan cenderung melibatkan bawahan, dan prilaku pemimpin tidak dominan. Teori Z yang dikembangkan oleh William Ouchi menampilkan gaya pembuatan keputusan yang bercirikan collective atau team atau grup. Pemimpin dan yang dipimpin cenderung merupakan satu kesatuan yang harmonis sehingga rasa memiliki dan rasa keterikatan terbina pada semua pihak, karena keputusan merupakan hasil bersama. Teori ini berasumsi bahwa organisasi itu adalah rumah kita bersama yang harus dijaga, dilindungi dan dipelihara bersama.

Keterampilan dalam Pembuatan Keputusan
Pembuatan keputusan sebagai unsur utama dalam manajemen dan fungsi esensial dalam kepemimpinan menuntut keterampilan tertentu sehingga keputusan yang dihasilkan memiliki kualitas sebagai produk pemimpin yang professional. Keterampilan pembuatan keputusan semakin terasa amat strategik dalam pembuatan keputusan, pada abad informasi, karena teknologi informasi dapat menyediakan peluang untuk memperoleh data yang relevan, yang diperlukan oleh pembuat keputusan yang professional. Tuntutan kualitas manajemen yang mendorong untuk mengembangkan kekuatan organisasi dan manajemen dan dalam peran pemimpin dalam proses tersebut. Karena itu keterampilan yang diperlukan oleh pembuat keputusan adalah sebagai berikut:
1. Keterampilan kognitif
2. Keterampilan menghimpun dan mengolah data
3. Keterampilan komunikasi

4. Keterampilan mempengaruhi
5. Keterampilan managerial

1.      Keterampilan Kognitif
Keterampilan ini mencakup: keterampilan dalam mengindentifikasi masalah, mengidentifikasi berbagai alternatif solusi, keterampilan memutuskan dengan cepat dan tepat, keterampilan analisis, keterampilan antisipatik, dan keterampilan berikfir kreatif terutama dalam mengidentifikasi berbagai alternatif solusi.
2. Keterampilan menghimpun dan mengolah data Keterampilan ini terutama mencakup keterampilan menguasai teknologi dengan sistem informasi yang dapat menghimpun dan mengolah serta memanfaatkan data yang relevan dengan kebutuhan untuk membuat keputusan. Ada tiga keterampilan utama yang perlu dikuasai oleh pembuat keputusan: keterampilan mengembangkan sistem informasi, keterampilan retrieval data, dan keterampilan seleksi dan utilisasi data untuk mendukung pembuat keputusan.
 3. Keterampilan komunikasi Keterampilan komunikasi mencakup: keterampilan menjelaskan dengan tepat membaca aspirasi dan kecenderungan masyarakat, keterampilan berbicara, dan keterampilan menulis untuk memaparkan keputusan-keputusan baik secara lisan maupun tertulis
 4. Keterampilan Mempengaruhi
Keterampilan mempengaruhi adalah keterampilan untuk menjual keputusan kepada masyarakat dan anggota dengan meyakinkan sehingga terjadi perubahan untuk mendukung dan ikut melaksanakan keputusan yang telah diambil. Keterampilan ini biasanya didukung oleh keterampilan untuk bersosialisasi, keterampilan untuk bergaul dan mendekati orang lain, keterampilan membaca aspirasi orang lain, keterampilan berbicara dan berpidato dengan meyakinkan, dan keterampilan membuat orang lain tertawa, gembira dan menangis sedih.
6.      Keterampilan Managerial
Keterempilan managerial yang mendukung prses pembuatan keputusan adalah: keterampilan pemimpin terutama dalam implementasi keputusan, keterampilan teknis operasional terutama dalam merumuskan keputusan, kererampilan hubungan manusia, terutama dalam proses sosialisasi keputusan, keterampilan konseptual yang diperlukan untuk merumuskan masalah, identifikasi alternatif solusi, dan memilih keputusan yang tepat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Ketrampilan lain yang mendukung pembuatan keputusan ini terutama dalam tahapan implementasi adalah keterampilan mengembangkan rencana dan program dan keterampilan memecahkan konflik yang terjadi sebagai akibat benturan kepentingan. Keseluruhan keterampilan managerial ni merupakan perangkat esensial untuk keberhasilan keputusan yang bermutu dan generik serta mempengaruhi secara mendasar dan menyeluruh masa depan organisasi.

Pembuatan Keputusan dan Peningkatan Mutu Dalam bidang pendidikan upaya peningkatan mutu difokuskan kepada mutu proses pendidikan. Inti dari proses pendidikan adalah pembelajaran peserta didik. proses pembelajaran ini mencakup sejumlah unsur utama yang mendasar yang membentuk mutu pembelajaran. Unsur-unsur utama itu adalah: tujuan pembelajaran, isi kurikulum, guru, sarana, dan prasarana, dana, manajemen dan evaluasi. Keseluruhan unsur tersebut mempunyai fungsi yang berbeda yang saling menunjang satu sama lain dalam proses belajar mengajar.
Esensi tujuan yang diperlukan dalam peningkatan mutu adalah ketetapan dan kejelasannya. Tujuan dalam proses pembelajaran dijabarkan dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Tujuan ini merupakan arah keseluruhan proses pembelajaran. Aspek utama pada unsur peserta didik, adalah pemahaman terhadap perbedaan potensi dan kemampuan dasar setiap peserta didik serta identifikasi kebutuhan dan harapan-harapannya. Pengenalan terhadap peserta didik ini merupakan usaha mendasar dalam mengarahkan upaya menumbuh-kembangkan potensi peserta didik itu. Isi kurikulum yang dituangkan dalam sillabus merupakan materi inti pembelajaran. Isi kurikulum menuntut substansi proses belajar dan subtansi mutu pembelajaran. Ukuran yang penting adalah relevansi dan ketepatan dengan kebutuhan perkembangan peserta didik dan perkembangan kebutuhan dan perubahan yang terjadi di masyarakat. Guru adalah pemegan kendali dalam proses pembelajaran peserta didik. Guru amat strategik, karena isi kurikulum atau isi pendidikan disampaikan oleh guru, mendidik peserta didik juga oleh guru, membentuk watak juga oleh guru serta memberikan arah keseluruhan proses pembelajaran juga oleh guru. Karena itu kualitas guru baik dari segi ilmu dan kepribadian amat penting dalam peningkatan mutu pembelajaran. Sarana dan prasarana atau fasilitas pendidikan, merupakan infrastruktur proses pembelajaran yang dapat memberikan kemudahan untuk belajar dengan lebih baik. Fungsi fasilitas pendidikan adalah ”to facilitate better and higher qualiti of learing”. Karena itu kelengkapan dan adequaci fasilitas pendidikan amat diutamakan. Dana adalah faktor penunjang yang dapat mendorong terjadinya mutu. Dana dapat menyediakan fasuilitas yang lebih baik dan lengkap, dan dapat menyediakan guru yang lebih bermutu. Guru dan fasilitas yang lebih baik serta guru yang lebih bermutu ini mendorong terjadinya proses pembelajaran yang lebih efektif dan lebih bermutu pula.
Manajemen adalah keseluruhan proses yang mengkoordinasikan dan memadukan serta mensinkronisasikan keseluruhan proses pembelajaran dengan semua unsur-unsur yangb terlibat didalamnya serta menggiring menuju tujuan yang diinginkan. Fungsi manajemen adalah, menciptakan kemudahan, efesiensi efektivitas dalam proses pembelajaran dan proses pendidikan secara umum. Kelancaran implentasi fungsi-fungsi setiap unsur yang terkait dalam dalam proses pembelajaran adalah fungsi manajemen. Layanan jasa untuk mencapai tujuan pembelajaran adalah fungsi manajemen. Karena itu upaya peningkatan kualitas perlu didukung oleh manage kualitas. Pembuatan keputusan dalam upaya peningkatan mutu berada pada setiap Tahapan terutama pada fungsi setiap unsur yang terkait dalam proses pembelajaran. Untuk mewujudkan upaya peningkatan mutu, diperlukan need assessment, untuk mengetahui titik-titik stategik yang merupakan langkah awal upaya peningkatan mutu. Langkah awal ini dapat dituangkan dalam bentuk kebijakan umum yang dapat dijabarkan dalam starategi operasional. Stategi operasional ini terdiri dari seperangkat program yang merupakan serangkaian keputusan untuk mewujudkan berbagai sasaran peningkatan mutu. Program peningkatan mutu ini difokuskan pada keseluruhan unsur esensial yang berperan dalam proses pembelajaran. dengan demikian keterkaitan pembuatan keputusan dengan upaya peningkatan mutu ini dituangkan dalam rumusan kebijakan dan rancangan operasional yang menyangkut berbagai segi dalam upaya peningkatan mutu proses belajar dan mengajar.
 Pembuatan Keputusan Kelembagaan
Pembuatan keputusan dalam manajemen kelembagaan seperti sekolah, merupakan fungsi utama administor sekolah yang menentukan efisiensi dan efektivitas manajemen proses pembelajaran di sekolah tersebut. Pembuatan keputusan dalam proses kelembagaan sekolah dapat berbentuk pemecahan masalah-masalah operasional yang dihadapi manajemen setiap saat, dan dapat pula berbentuk keputusan yang mengandung makna dan jangkauan menyeluruh baik dalam arti lingkup maupun jangka waktu. Keputusan seperti ini dapat berbentuk kebijakan pengembangan sekolah dengan jangka waktu beberapa tahun, dan dapat pula berbentuk program-program tahunan yang merupakan operasionalisasi kebijakan umum pengembangan sekolah. Keseluruhan keputusan tersebut harus terkait satu dengan yang lain untuk menjamin koordinasi dan sinkronisasi dalam proses manajemen kelembagaan. Proses pembuatan keputusan pada tingkat kelembagaan seperti diuraikan di atas merupakan faktor dominan dalam menentukan manajemen kualitas lembaga. Prosedur pembuatan keputusan itu banyak dipengaruhi oleh persepsi dan pemahaman dan wawasan terhadap peran dan fungsi pembuatan keputusan dalam meningkatkan mutu pendidikan di sekolah. Styles tersebut dapat melahirkan prosedur pembuatan keputusan yang cenderung dipengaruhi oleh fungsi managerial yang cenderung authoritative, dapat berbentuk shared decision making process. Faktor yang turut menentukan proses pembuatan keputusan di atas tampaknya amat kondisional dan setiap saat dapat berubah tergantung kepada tingkat kematangan dan kualitas para guru yang merupakan kekuatan pendukung dan pelaksana dalam manajemen sekolah dan dalam proses pendidikan di sekolah itu.

Rabu, 26 September 2012

Inilah kehidupan, yang tadinya kaya bisa jadi miskin, yang tadinya cantik bisa jadi jelek, begitupun sebaliknya. Jangankan menunggu sampai nanti, dalam satu menit aja orang yang tadinya tertawa terbahak-bahak, bisa jadi nangis nggak karuan.
Banyak orang nangis karena cinta, aneh memang, bagi mereka yang sedang berbahagia dengan cintanya. Siapa sih yang mau sakithati, dengan apapun alasannya. Tapi ya itulah hidup, sakit rasanya jauh dari orang yang disayang, terlebih jika dibumbui masalah didalamnya. Entah berapa kali sudah saya begini, galau nggak jelas, hehehe nggak penting dehh.
Bukan masalah bagaimana sakit itu dirasakan, tapi apa yang menyebabkan sakit ini timbul. Saya takut menjadi gegabah, ketika semua yang saya anggap baik-baik saja menjadi sedemikian menyeramkan, hah suram, gelap, dan akhirnya saya menjadi lebaiii begini.hahahah
Pesan dari ibu, menjadi wanita kuat itu bukan berarti rela dimadu, tapi berani bertanya, kenapa saya harus dimadu? apa yang kamu anggap kurang dari saya? dan jika memang dia punya alasan yang tepat, daripada harus dimadu, mending cerai dahhh... Gitu juga kali ya kalo orang pacaran, duhhh sesuram ini ya sekarang. Harus apa dong ini??? ya Alloh, sumpah saya galau banget. HEHEHEH
Sabar ya puji, sabar... :)
Ambil hikmahnya, ambil positivnya aja, tetap semangat, besok kamu udah harus balik seperti biasanya, jangan bodoh... SMILE CANTIKKK :)

Selasa, 25 September 2012

:'(

IBU, Ajari aku mencintai seseorang.. Bagaimana mencintainya seperti ibu mencintai ayah selamanya.

Senin, 24 September 2012

LDR

Menjalani hubungan jarak jauh itu gampang-gampang susah. Kemarin,,, ada kalimat dari pacarku yang bagiku indah banget. "Pacaran itu nggak harus mesra-mesraan tiap hari, yang penting kita bisa saling setia dan selalu mendoakan satu sama lain".
Iya juga ya... Kadang memang iri kalo lihat mereka-mereka yang bisa kemana-mana berdua, tapi ya ini yang ada, pandai-pandai bersyukur aja...
Heheheee
Kuliah yang bener, biar cepet lulus, kerja, baru bisa sama-sama tiap hari, hahahaa

Nahloo..

Karena terlalu banyak yang dikenang, itulah mengapa mantan susah dilupakan. Tapi... Apapun alasannya kita harus cepat move on, tidak harus dengan orang yang baru, tapi bukan berarti juga dengan orang lama (mantan). Banyak hal positif yang bisa kamu lakukan, lepas dari mantan yang buat kamu terus-terusan nangis, gakakan buat kamu rugi. Cuma dengan membuka hati lagi, kamu bisa berkreasi lagi, dengan cinta baru, dengan orang baru, dan hati yang baru. Haha

Jumat, 25 Mei 2012

OBSERVASI

Universitas Negeri Surabaya - Copy.jpgTUGAS ILMU KOMUNIKASI

 LAPORAN OBSERVASI KOMUNIKASI DI SEKOLAH

SMP NEGERI 1 LAMONGAN (RSBI)



Disusun Oleh :
1.    Nurul kholifatus.S.               (108554121)
2.    Retno triwilujeng                 (108554258)
3.    Puji hariati                            (108554274)
4.    Sa’idatuddunya I.S.Y (108554293)
5.    Farida Wirawanty               (108554307)

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS EKONOMI
PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN
2012

BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang

Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Pengertian tersebut mengidentifikasikan kepada kita bahwa yang termasuk unsur-unsur komunikasi adalah komunikator, pesan, media, komunikan, dan efek.
Komunikasi dalam kegiatan belajar mengajar berlangsung amat efektif, baik antara pengajar dengan pelajar maupun diantara para pelajar sendiri sebab mekanismenya memungkinkan si pelajar terbiasa mengemukakan pendapat secara argumentatif dan mengkaji dirinya, apakah yang telah diketahuinya itu benar atau tidak. Agar jalannya komunikasi berkualitas, maka diperlukan suatu pendekatan komunikasi yaitu; pendekatan secara ontologis (apa itu komunikasi), tetapi juga secara aksiologis (bagaimana berlangsungnya komunikasi yang efektif) dan secara epistemologis (untuk apa komunikasi itu dilaksanakan).
Hal – hal penting yang perlu diperhatikan saat proses informasi untuk komunikasi dalam pembelajaran, antara lain: (1) hal yang akan disampaikan sampai kepada penerima tanpa ada pembiasan isi (subject = outcome), (2) hal yang akan disampaikan setingkat dengan kemampuan siswa dalam menelaah (tingkat intelegensi siswa, pengalaman-pengalaman yang pernah didapat), (3) siswa terikat secara aktif dalam proses belajar dengan cara menghubungkan apa yang mereka dapat sebelumnya dengan hal baru yang akan disampaikan, (4) siswa diminta menunjukkan kemajuan sehingga pencapaiannya dapat dianalisis, umpan balik mendapat respon sehingga terlihat jelas sukses dalam usahanya, dan (5) siswa diberi waktu luang yang cukup untuk berlatih dengan kondisi beragam untuk meyakinkan proses retensi dan tranfer yang sedang terjadi.
Ditinjau dari prosesnya pendidikan adalah komunikasi dalam arti kata bahwa dalam proses tersebut terlibat dua komponen yang terdiri atas manusia, yakni pengajar sebagai komunikator dan pelajar sebagai komunikan.
Lazimnya pada tingkatan bawah dan menengah pengajar itu disebut guru, sedangkan pelajar disebut dengan murid; pada tingkatan tinggi pengajar dinamakan dengan dosen, sedangkan pelajar dinamakan dengan mahasiswa. Pada tingkatan apapun proses komunikasi antara pelajar dan pengajar itu pada hakekatnya sama saja. Perbedaannya hanyalah pada jenis pesan serta kualitas yang disampaikan oleh si pengajar kepada di pelajar.
Tujuan pendidikan adalah khas atau khusus, yaitu meningkatkan pengetahuan seseorang mengenai suatu hal sehingga ia menguasainya. Jelas perbedaannya dengan tujuan penerangan, propaganda, indoktrinasi dan agitasi sebagaimana disinggung di atas. Tujuan pendidikan akan tercapai jika prosesnya komunikatif. Pada umumnya pendidikan berlangsung secara berencana di dalam kelas secara tatap muka (face to face). Karena kelompoknya relatif kecil. Meskipun komunikasi antara pelajar dan pengajar dalam ruang kelas itu termasuk komunikasi kelompok, sang pelajar sewaktu-waktu bisa mengubahnya menjadi komunikasi antarpersona. Terjadilah komunikasi dua arah atau dialog di mana si pelajar menjadi komunikan dan komunikator, demikian pula sang pengajar. Terjadinya komunikasi dua arah ini ialah apabila para pelajar bersikap responsif, mengetengahkan pendapat atau mengajukan pertanyaan, diminta atau tidak diminta. Jika si pelajar pasif saja dalam arti kata hanya mendengarkan tanpa ada gairah untuk mengekspresikan suatu pernyataan atau pertanyaan, maka meskipun komunikasi itu bersifat tatap muka, tetap saja berlangsung satu arah dan komunikasi itu tidak efektif.
Berdasarkan berbagai latar belakang dan pernyataan diatas, komunikasi memiliki hubungan yang sangat erat dengan efektifitas dan efisiensi dalam kegiatan belajar mengajar antara seorang guru dengan siswanya. Karena itulah, kelompok kami memilih untuk membahas “ Penerapan Komunikasi yang Efektif dalam Kegiatan Pembelajaran “.
Sebuah sekolah pada dasarnya memiliki keunggulan-keunggulan yang berbeda-beda. Dan mereka mempunyai cara tersendiri untuk mengkomnikasikan sekolah mereka. Salah satunya dengan adanya humas disekolah.

Hubungan Masyarakat, atau sering disingkat humas (public relation) adalah seni menciptakan pengertian publik yang lebih baik, sehingga dapat memperdalam kepercayaan publik terhadap suatu individu / organisasi.

Humas dibentuk untuk menunjukkan citra positif suatu organisasi sekaligus mendapatkan kepercayaan dari masyarakat Posisi humas merupakan penunjang tercapainya tujuan yang ditetapkan oleh suatu manajemen organisasi. Sasaran humas adalah publik internal dan eksternal, dimana secara operasional humas bertugas membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publiknya dan mencegah timbulnya rintangan psikologis yang mungkin terjadi di antara keduanya.

Selain itu setiap fungsi dan tugas humas adalah menyelenggarakan publikasi atau menyebarluaskan informasi melalui berbagai media tentang aktivitas atau kegiatan perusahaan atau organisasi yang pantas untuk diketahui oleh publik. Oleh karena itu sekolah juga memerlukan peran humas untuk mempublikasikan organisasi mereka agar semakin banyak masyarakat yang mengetahui kondisi dan keunggulan-keunggulan sekolah tersebut.








B.  Rumusan Masalah
1.    Bagaimanakah profil SMP Negeri 1 Lamongan ?
2.    Apa saja fasilitas yang disediakan sekolah untuk siswa ?
3.    Bagaimanakah sistem komunikasi yang ada di sekolah SMP Negeri 1 Lamongan ?

C.  Tujuan
1.    Mengetahui profil dari SMP Negeri 1 Lamongan secara lebih lengkap.
2.    Mengetahui fasilitas yang disediakan oleh sekolah untuk siswa.
3.    Meneliti sistem komunikasi yang terjadi di lingkngan SMP Negeri 1 Lamongan.




















BAB II
KAJIAN TEORI DAN PEMBAHASAN

A.        Definisi Komunikasi
            Secara etimologis komunikasi berasal dari bahasa Latin yaitu cum, sebuah kata depan yang artinya dengan, atau bersama dengan, dan kata units, sebuah kata bilangan yang berarti satu. Dua kata tersebut membentuk kata Benda communio, yang dalam bahasa Inggris disebut dengan communion, yang berarti kebersamaan, persatuan, persekutuan gabungan, pergaulan, atau hubungan. Karena untuk bercommunio diperlukan adanya usaha dan kerja, maka kata itu dibuat kata kerja communicate yang berarti membagi sesuatu dengan sese orang, tukar menukar, membicarakan sesuatu dengan orang, memberitahukan
sesuatu kepada seseorang, bercakap-cakap, bertukar pikiran, berhubungan, berteman. Jadi, komunikasi berarti pemberitahuan pembicaraan, percakapan, pertukaran pikiran atau hubungan. (Hardjana, 2003).
Modul Diklat Prajabatan Golongan III 5 Longman Dictionary of Contemporary English memberikan definisi kata communicate sebagai upaya untuk membuat  pendapat, mengatakan perasaan, menyampaikan informasi dan sebagainya agar diketahui atau dipahami oleh orang lain (to make opinions, feelings, information etc, known or understood by others). Arti lain yang juga dikemukakan dalam kamus tersebut adalah berbagi (to share) atau bertukar (to exchange) pendapat, perasaan, informasi dan sebagainya. Sedangkan communication diartikan sebagai tindakan atau proses berkomunikasi (the act or process of communicating).
Dennis Murphy dalam bukunya Better Business Communication, sebagaimana dikutip oleh Drs. Ig Wursanto (1994) dalam bukunya Etika Komunikasi Kantor, mengatakan: "Communication is the whole process used to reach other minds" (komunikasi adalah seluruh proses yang dipergunakan untuk mencapai pikiran-pikiran orang lain). Sedangkan menurut Harwood, "Communication is more technically defined as a process for conduction the memories" (komunikasi didefinisikan secara lebih teknis sebagai suatu proses untuk membangkitkan kembali ingatan-ingatan).





B. Unsur-Unsur Komunikasi
            Unsur sering juga disebut bagian, komponen, dan elemen. Kamus Umum Bahasa Indonesia mengartikan unsur sebagai bagian penting dalam suatu hal, sedangkan komponen atau elemen berarti bagian yang merupakan seutuhnya. Jadi, yang dimaksud dengan komponen atau unsur ialah bagian dari
keseluruhan dalam sesuatu hal. Dalam proses komunikasi terdapat tiga unsur yang mutlak harus
dipenuhi. Ketiga unsur komunikasi itu merupakan kesatuan yang utuh dan bulat. Apabila salah satu unsur tidak ada, maka komunikasi tidak akan terjadi. Dengan demikian, setiap unsur dalam komunikasi itu mempunyai hubungan yang sangat erat, dan saling ketergantungan satu dengan lainnya. Artinya, keberhasilan komunikasi ditentukan oleh semua unsur tersebut. Ketiga unsur komunikasi itu ialah:

1. Komunikator /sender /pengirim
Komunikator/sender adalah orang yang menyampaikan isi pernyataannya kepada komunikan.Komunikator bisa perorangan, kelompok, atau organisasi pengirim berita. Berikut ini adalah beberapa hal yang merupakan tanggung jawab utama dari seorang komunikator/sender/pengirim :
a. mengirim pesan dengan jelas;
b. memilih channel/saluran/media yang cocok untuk
mengirim pesan; dan
c. meminta kejelasan bahwa pesan telah diterima dengan
baik.
Untuk itu, komunikator dalam menyampaikan pesan/informasi/berita harus memperhatikan dengan siapa dia berkomunikasi, apa yang akan dia sampaikan, dan bagaimana cara menyampaikannya. Dalam menyampaikan pesan, komunikator harus menyesuaikan dengan tingkat pengetahuan pihak yang menerima. Adapun pesan/informasi/berita yang dikirim dapat berbentuk perintah/instruksi, saran, usul, permintaan, pengumuman, berita duka dan lain sebagainya.




2. Komunikan/Receiver/Penerima

Komunikan/penerima adalah partner/rekan dari komunikator dalam komunikasi. Sesuai dengan namanya ia berperan sebagai penerima berita. Dalam komunikasi, peran pengirim dan penerima selalu bergantian sepanjang pembicaraan. Penerima mungkin mendengarkan pembicara atau menuliskan teks atau mengintepretasikan pesan dengan berbagai cara.
Tanggungjawab penerima pesan adalah:
a. berkonsentrasi pada pesan untuk mengerti dengan baikdan benar akan pesan yang diterima;
b. memberikan umpan balik pada pengirim untukmemastikan pembicara/pengirim bahwa pesan telah diterima dan dimengerti (ini sangat penting terutama pada pesan yang dikirimkan secara lisan). Dengan diterimanya umpan balik dari pihak komunikan, maka akan terjadi komunikasi dua arah (two-way traffic atau two-way flow of communication). Apabila antara pengirim berita dengan penerima berita mempunyai pengalaman yang sama, maka komunikasi dapat berjalan dengan lancar.

3. Channel/saluran/media
Channel adalah saluran atau jalan yang dilalui oleh isi pernyataan komunikator kepada komunikan. Atau jalan yang dilalui feedback komunikan kepada komunikator yang digunakan oleh pengirim pesan. Pesan dapat berupa kata-kata atau tulisan, tiruan, gambaran atau perantara lain yang dapat digunakan untuk mengirim melalui berbagai channel yang berbeda seperti telepon, televisi, fax, photocopy, hand signal, E-Mail, sandi morse, semaphore, SMS dan sebagainya.
Pemilihan channel dalam proses komunikasi tergantung pada sifat berita yang akan disampaikan (Wursanto 1994). Ada tiga macam bentuk berita:
a. Berita yang bersifat Audible, yaitu berita yang dapat didengar, baik secara langsung maupun tidak langsung (sarana telepon, radio, lonceng, sirene);
b. Berita yang bersifat Visual, yaitu berita yang dapat dilihat, yang berbentuk tulisan, gambar-gambar, poster serta tanda-tanda seperti sinar lampu, bendera;
c. Berita yang bersifat Audio-visual yaitu berita yang dapat didengar dan dilihat, baik melalui televisi, film, pameran, maupun kesenian. Dalam praktek komunikasi, channel/media tidak selalu diperlukan oleh komunikator. Artinya komunikasi dapat dilakukan secara langsung tanpa medium, di mana isi pesan komunikator sampai kepada komunikan tanpa melalui media dan feedback dari komunikan kepada komunikator juga tidak melalui media.
Proses komunikasi seperti ini disebut sebagai komunikasi langsung atau face to face/direct communication. Ada beberapa ciri komunikasi face to face, atau komunikasi yang menggunakan saluran antar pribadi, yaitu:
1) arus pesan yang cenderung dua arah;
2) konteks komunikasinya tatap muka;
3) tingkat umpan balik yang terjadi tinggi;
4) kemampuan mengatasi tingkat selektivitas terutama
(selective exposure) tinggi;
5) kecepatan jangkauan terhadap audience yang besar relatif
lambat;
6) efek yang mungkin terjadi ialah perubahan sikap. (Liliweri,1991)

Namun demikian, di era informasi saat ini, media komunikasi sebagai unsur yang sangat penting dalam menunjang kecepatan dan keakuratan penyampaian informasi, hendaknya dimanfaatkan secara optimal.

Proses komunikasi dapat digambarkan sebagai berikut:








Berikut adalah pilihan-pilihan saluran komunikasi:
Saat ini pesan melalui SMS merupakan media komunikasi
yang paling disenangi masyarakat di Indonesia.







C. Bentuk-bentuk komunikasi
Komunikasi mempunyai aneka macam bentuk yang semuanya tergantung dari segi apa kita memandangnya. Berikut adalah diantaranya:
1. Dari segi penyampaian pesannya, komunikasi dapat dilakukan secara lisan dan secara tertulis, atau secara elektronik melalui radio, televisi, telepon, internet dan sebagainya.
2. Dari segi kemasan pesan, komunikasi dapat dilakukan secara verbal (dengan berbicara) atau dengan non verbal (dengan bahasa isyarat). Komunikasi verbal: diwakili dalam penyebutan kata-kata, yang pengungkapannya dapat dengan lisan atau tertulis.Komunikasi non verbal: terlihat dalam ekspresi atau mimik wajah, gerakan tangan, mata dan bagian tubuh lainnya.
3. Dari segi kemasan keresmian pelaku komunikasi, saluran komunikasi yang digunakan, dan bentuk kemasan pesan, komunikasi dapat dikategorikan sebagai bentuk komunikasi formal dan non formal.
4. Dari segi pasangan komunikasi, komunikasi dapat dilihat
sebagai:
a. Komunikasi intrapersonal (Infra Personal Communication), ialah proses komunikasi dalam diri komunikator: pengirim dan pesannya adalah dirinya sendiri. (Manusia sebagai makhluk rohani);
b. Komunikasi interpersonal (Inter Personal Communication) ialah interaksi tatap muka antara dua orang atau lebih di mana pengirim dapat menyampaikan pesan secara langsung, dan penerima pesan dapat menerima dan menanggapinya secara langsung pula.(Manusia sebagai makhluk sosial). Dalam suatu proses komunikasi, apabila diuraikan, komunikasi interpersonal memiliki sembilan kemungkinan jumlah komunikator dan komunikannya yaitu:
NO
JUMLAH KOMUNIKATOR
JUMLAH KOMUNIKAN
1
Satu orang
Satu orang
2
Satu orang
Beberapa orang
3
Satu orang
Massa
4
Beberapa orang
Satu orang
5
Beberapa orang
Beberapa orang
6
Beberapa orang
Massa
7
Massa
Satu orang
8
Massa
Beberapa orang
9
Massa
Massa

a)   Komunikasi verbal
Yaitu salah satu bentuk komunikasi yang lazim digunakan untuk menyampaikan pesan kepada pihak lain baik secara tertulis maupun pesan.
Efektivitas Komunikasi Verbal
Seperti telah disinggung pada bab sebelumnya, kualitas komunikasi verbal ditentukan oleh tonalitas suara atau tinggi rendahnya dan lemah lembutnya suara, keras tidaknya suara dan perubahan nada suara. Tetapi tonalitas suara saja tidak cukup, karena tonalitas suara bisa saja membuat komunikasi verbal kurang hidup. Oleh karena itu, tonalitas suara sebaiknya dibarengi dengan ekspresi atau raut muka yang sesuai.
Sebuah hasil riset menunjukkan bahwa dalam komunikasi verbal, khususnya pada saat presentasi, keberhasilan menyampaikan informasi 55% ditentukan oleh bahasa tubuh (body language), postur, isyarat dan kontak mata - 38 % ditentukan oleh nada suara, dan hanya 7% saja yang ditentukan oleh kata-kata (Mechribian dan Ferris seperti yang dikutip oleh O'Connor dan Seymour). Riset lain juga menunjukkan bahwa komunikasi akan lebih efektif apabila disampaikan secara berbarengan antara bahasa lisan dengan bahasa tulisan.
Masyarakat senang dengan komunikasi lisan pada saat media tulisan memberitakan hal-hal yang tidak jelas, dan masyarakat akan senang menggunakan media tulisan apabila media lisan telah jelas.


Pada perkembangan jaman saat ini, komunikasi pada organisasi modern/organisasi yang  maju menggunakan media yang tersedia yaitu video display terminal, e-mail, net camera dan Voice mail (voice messaging system) dan bahkan SMS.

·         Hasil Observasi:
Berdasarkan observasi dan pengamatanyang kami lakukan. Komunikasi verbal yang kami temukan adalah komunikasi yang dilakukan antara guru dan murid. Dimana komunikasi tersebut termasuk komunikasi secara lisan. Karena seorang guru selain menyampaikan materi secara tertulis, juga menjelaskan materi secara lisan.
b)   Komunikasi non verbal
Komunikasi yang menggunakan bahasa tubuh seperti menggunkan gerakan tangan/tubuh sebagai isyarat suatu perbuatan yang mempunyai arti pesan dalam konteks komunikasi. Mengekspresikan pesan dalam komunikasi dalam bentuk gambar, menggunakan bahasa sikap yaitu bahasa yang digunakan untuk menyampaikan pesan/ mengekspresikan pikiran, perasaan seperti bungkam, tak acuh.
Efektivitas Komunikasi Non Verbal
Bagaimana efektifitas komunikasi non verbal dapat dibangun?
Berikut adalah beberapa contoh yang dapat kita kembangkan.
1. Cara berpakaian.
Cara berpakaian telah mengkomunikasikan siapa dan apa status seseorang, baik dalam pekerjaan sehari hari maupun dalam waktu-waktu tertentu (pesta, rapat-rapat, kunjungan
resmi/tidak resmi).
Masyarakat mempunyai kecenderungan percaya diri kalau ia berpakaian/berpenampilan dengan sempurna, demikian juga adanya perbedaan cara berpakaian. Kita mengenal istilah
"White Collar" dan "Blue Collar", yang mengkomunikasi status seseorang dalam perusahaan.
Kenyataan menunjukkan bahwa pada saat seseorang wawancara dalam rangka melamar pekerjaan, mereka yang berpakaian tidak tepat (misalnya: berpakaian T-Shirt atau Jeans) dibandingkan dengan mereka yang berpakaian tepat (misalnya: berpakaian berdasi, jas, berpakaian bisnis), maka yang berpakaian tepat akan mempunyai rasa percaya diri yang  lebih dibandingkan dengan yang berpakaian tidak tepat, dan hasilnya ia akan mendapatkan pekerjaan dengan gaji pertama yang lebih baik. Jadi, pakailah pakaian yang tepat untuk suasana yang tepat pula.
2. Waktu.
Bagi sebagian orang, semestinya bagi kita semua, waktu adalah sesuatu yang sangat berarti. "Time is money" adalah prinsip yang dipegang oleh para pengusaha bahkan oleh orang-orang yang memanfaatkan hidupnya untuk suatu produktivitas yang bermanfaat. Dokter, akuntan, dosen, bahkan sebagian guru, sering dibayar berdasarkan jam kerja.
Dalam konteks organisasi, di mana masing-masing mempunyai tugas yang harus diselesaikan, berkomunikasilah
secara tepat. Artinya, dalam berkomunikasi manfaatkan
waktu sebaik-baiknya.
3. Tempat.
Sama seperti waktu, tempat pun sangat menentukan
efektifitas komunikasi. Kantor adalah tempat bekerja,restoran adalah tempat makan, lapangan golf  adalah tempatolah raga, diskotik atau karaoke adalah tempat hiburan, dansebagainya. Meskipun demikian, sering kali urusan kantor bisa diselesaikan di tempat makan atau lapangan olah raga. Informalitas seringkali menyelesaikan masalah-masalah formal. Jadi, dalam berkomunikasi kita perlu memperhitungkan tempat yang tepat untuk mencapai tujuan komunikasi kita.
Untuk itu, kita harus jeli tentang suasana lingkungan kerja, rekan kerja, bahkan beban kerja. Meskipun ada ungkapan bahwa urusan kantor adalah urusan kantor dan harus diselesaikan di kantor. Tetapi, banyak sekali urusan kerja yang dapat diselesaikan pada acara konsinyasi di luar kantor.
Selain tiga aspek di atas, untuk membangun efektifitas dalam komunikasi non verbal, kita perlu juga memahami fungsifungsi yang menunjukkan kenonverbalan komunikasi.

Diantaranya adalah:
_ Repetition (pengulangan). Pengulangan pesan dari
individu dilakukan dengan verbal.
_ Contradiction (pertentangan/penyangkalan).
Penyangkalan pesan yang dilakukan terhadap seseorang. Misalnya, mengangkat bahu artinya "tidak tahu",
menggerakkan telapak tangan ke kiri dan ke kanan dan menghadap ke depan artinya "tidak", atau menggelengkan kepala artinya "tidak". Akan tetapi untuk orang India, menggelengkan kepala artinya "Ya".
Pada momen tertentu, komunikasi non verbal mungkin saja lebih akurat dari pada komunikasi verbal.
_ Substitution (pengganti pesan). Misalnya seseorang berkomunikasi dengan "fire in his eyes" (mendelik, berkomunikasi dengan mengepalkan tangan, dan sebagainya).
_ Complementing (melengkapi pesan verbal). Misalnya
mengatakan "bagus" sambil menunjukkan "ibu jari", mengatakan seseorang tidak waras dengan menunjuk "kening dengan jari telunjuk miring".
_ Accenting (penekanan). Penekanan di sini artinya menggarisbawahi pesan verbal. Misalnya berbicara dengan sangat pelan, atau menekan kaki Pengirim pesan dapat secara terus menerus menggunakan non verbal komunikasi untuk meningkatkan dampak dari verbal
komunikasi.

Misalnya: Tanda "A-OK" dengan ibu jari dan jari lainnya melingkari. Di Amerika hal ini diartikan sebagai hal yang sangat baik. Akan tetapi, hal yang sama di Brazil mempunyai arti yang cabul, dan di Jepang artinya adalah uang. Seorang manejer Jepang mungkin selalu tersenyum dalam suatu rapat. Apakah ini berarti rapat mengalami kemajuan? Nanti dulu. Orang Jepang dalam bicara sangat jarang menggunakan kontak mata, ekspresi wajah atau isyarat dengan tangan. Buat mereka tersenyum dapat saja menyembunyikan rasa ketidakpuasannya atau keadaan yang memalukan.
Oleh karena itu dalam menggunakan non verbal komunikasi harus hati-hati. Karena penggunaan  non verbal komunikasi akan mempunyai arti yang berbeda antara satu suku bangsa dengan suku bangsa lainnya, antara satu bangsa dengan bangsa lainnya, antara satu orang dengan orang lainnya.

·         Hasil Observasi :
Berdasarkan pengamatan kami di beberapa kelas di SMP N 1 Lamongan. Komunikasi non-verbal berupa penjelasan guru kepada murid yang ditulis di papan tulis, pengumuman yang ada di mading sekolah,dll.


D.    Jenis komunikasi :
a) Komunikasi individu
Komunikasi yang terjadi dalam diri individu yang berfungsi untuk mengembangkan kreativitas imajinasi, memahmai dan mengendalikan diri serta meningkatkan kematangan berpikir sebelum mengambil keputusan.
b)   Komunikasi interpersonal
Komunikasi interpersonal adalah penggunaan bahasa atau pikiran yang terjadi di dalam diri komunikator sendiri. Komunikasi intrapersonal merupakan keterlibatan internal secara aktif dari individu dalam pemrosesan simbolik dari pesan-pesan. Seorang individu menjadi pengirim sekaligus penerima pesan, memberikan umpan balik bagi dirinya sendiri dalam proses internal yang berkelanjutan.
Komunikasi intrapersonal dapat menjadi pemicu bentuk komunikasi yang lainnya. Pengetahuan mengenai diri pribadi melalui proses-proses psikologis seperti persepsi dan kesadaran (awareness) terjadi saat berlangsungnya komunikasi intrapribadi oleh komunikator.
Untuk memahami apa yang terjadi ketika orang saling berkomunikasi, maka seseorang perlu untuk mengenal diri mereka sendiri dan orang lain. Karena pemahaman ini diperoleh melalui proses persepsi. Maka pada dasarnya letak persepsi adalah pada orang yang mempersepsikan, bukan pada suatu ungkapan ataupun obyek.
Aktivitas dari komunikasi intrapribadi yang kita lakukan sehari-hari dalam upaya memahami diri pribadi diantaranya adalah; berdo’a, bersyukur, instrospeksi diri dengan meninjau perbuatan kita dan reaksi hati nurani kita, mendayagunakan kehendak bebas, dan berimajinasi secara kreatif.
Pemahaman diri pribadi ini berkembang sejalan dengan perubahan perubahan yang terjadi dalam hidup kita. Kita tidak terlahir dengan pemahaman akan siapa diri kita, tetapi prilaku kita selama ini memainkan peranan penting bagaimana kita membangun pemahaman diri pribadi ini.
Kesadaran pribadi (self awareness) memiliki beberapa elemen yang mengacu pada identitas spesifik dari individu (Fisher 1987:134). Elemen dari kesadaran diri adalah konsep diri, proses menghargai diri sendiri (self esteem), dan identitas diri kita yang berbeda beda (multiple selves).

c)    Komunikasi kelompok
Menurut Anwar Arifin komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa orang dalam suatu kelompok “kecil” seperti dalam rapat, pertemuan, konperensi dan sebagainya (Anwar Arifin, 1984). Michael Burgoon (dalam Wiryanto, 2005) mendefinisikan komunikasi kelompok sebagai interaksi secara tatap muka antara tiga orang atau lebih, dengan tujuan yang telah diketahui, seperti berbagi informasi, menjaga diri, pemecahan masalah, yang mana anggota-anggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi anggota-anggota yang lain secara tepat.
Dari dua definisi di atas mempunyai kesamaan, yakni adanya komunikasi tatap muka, dan memiliki susunan rencana kerja tertentu umtuk mencapai tujuan kelompok.
Menurut Dedy Mulyana kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut. Kelompok ini misalnya adalah keluarga, kelompok diskusi, atau suatu komite yang tengah berapat untuk mengambil suatu keputusan. Pada komunikasi kelompok, juga melibatkan komunikasi antarpribadi, karena itu kebanyakan teori komunikasi antarpribadi berlaku juga bagi komunikasi kelompok.
Sehingga komunikasi kelompok adalah Interaksi tatap muka antara tiga orang atau lebih dengan tujuan yang telah diketahui seperti berbagai informasi, pemecahan masalah mana yang mana anggota-anggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi anggota lain secara tepat.
·         Hasil Observasi :
Berdasarkan hasil observasi kami komunikasi kelompok sangat banyak kami jumpai. Diantaranya ketika ada beberapa siswa yang sedang mengerjakan soal  bersama-sama / diskusi. Ini merupakan suatu proses komunikasi kelompok. Karena mereka terdiri dari lebih 1 orang dan dalam lingkup tertentu.


d) Komunikasi massa
Merupakan tipe komunikasi manusia (human communication) adalah komunikasi umum, pesan yang disampaikan tidak ditujukan pada satu orang saja tapi juga bagi semua orang/ khalayak.
ü  Hasil Observasi :
Untuk kegiatan komunikasi masa ini, jenis komunikasi ini kami temukan ketika seorang guru sedang menjelaskan ataupun menyampaikan materi kepada siswanya. Dan hal ini dikatakan sebagai komunikasi masa karena pesan atau materi tidak hanya untuk satu siswa. Melainkan bagi seluruh siswa dalam kelas.



e)    Komunikasi Organisasi
Komunikasi organisasi pada umumnya membahas tentang struktur dan fungsi organisasi, hubungan antarmanusia, komunikasi dan proses pengorganisasian serta budaya organisasi. Komunikasi organisasi diberi batasan sebagai arus pesan dalam suatu jaringan yang sifat hubungannya saling bergantung satu sama lain meliputi arus komunikasi vertikal dan horisontal.
ü  Hasil Observasi :
Menurut kami, komunikasi organisasi ini muncul dan ada ketika ada beberapa guru ataupun karyawan lain yang berkumpul di dalam ruang guru. Kemudian mereka membahas bagaimana kemajuan siswa dalam belajar dan apa yang harus dilakukan untuk memajukan sekolah tersebut.

Gamnbar rapat bapak ibu guru di ruang rapat
E.     Prinsip komunikasi:

1)    Prinsip 1     : Komunikasi adalah suatu proses simbolik
2)    Prinsip 2     : Setiap perilaku mempunyai potensi komunikasi
3)    Prinsip 3     : Komunikasi punya dimensi isi dan hubungan
4)    Prinsip 4     : Komunikasi itu berlangsung dalam berbagai tingkat
                            kesengajaan
5)    Prinsip 5     : Komunikasi terjadi dalam konteks ruang dan waktu
6)    Prinsip 6     : Komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasi
7)    Prinsip 7     : Komunikasi itu bersifat sistemik
8)    Prinsip 8     : Semakin mirip latar belakang sosial budaya semakin
                            efektiflah komunikasi
9)    Prinsip 9     : Komunikasi bersifat nonsekuensial
10)  Prinsip 10   : Komunikasi bersifat prosesual, dinamis dan transaksional
11)  Prinsip 11   : komunikasi bersifat irreversible
12)  Prinsip 12   : Komunikasi bukan panasea untuk menyelesaikan berbagai masalah.
F.      Teori komunikasi yang bisa digunakan dalam kegiatan pembelajaran

Beberapa teori komunikasi yang bisa diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar adalah :
1.         Teori Humanisme
Kurikulum ini menekankan pada pembagian pengawasan dan tanggungjawab bersama antar seluruh siswa didik. Humanistic curiculum menekankan pada pola pikir, perasaan dan tingkah laku siswa dengan menghubungkan materi yang diajarkan pada kebutuhan dasar dan kebutuhan hidup siswa. Teori ini menganggap bahwa setiap siswa sebagai objek pembelajaran memiliki alasan yang berbeda dalam mempelajari bahasa. Tujuan utama dari teori ini adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa agar bisa berkembang di tengah masyarakat. The deepest goal or purpose is to develop the whole persons within a human society. (McNeil,1977)


2.         Teori Konstruktvisme
Jean Piaget dan Leu Vygotski adalah dua nama yang selalu diasosiasikan dengan kontruktivisme. Ahli kontruktivisme menyatakan bahwa manusia membentuk versi mereka sendiri terhadap kenyataan, mereka menggandakan beragam cara untuk mengetahui dan menggambarkan sesuatu untuk mempelajari pemerolehan bahasa pertama dan kedua.

3.         Teori Sibernetika
Istilah sibernetika berasal dari bahasa Yunani (Cybernetics berarti pilot). Istilah Cybernetics yang diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia menjadi sibernetika, pertama kali digunakan tahun 1945 oleh Nobert Wiener dalam bukunya yang berjudul Cybernetics. Sibernetika adalah teori sistem pengontrol yang didasarkan pada komunikasi (penyampaian informasi) antara sistem dan lingkungan dan antar sistem, pengontrol (feedback) dari sistem berfungsi dengan memperhatikan lingkungan. Seiring perkembangan teknologi informasi yang diluncurkan oleh para ilmuwan dari Amerika sejak tahun 1966, penggunaan komputer sebagai media untuk menyampaikan informasi berkembang pesat.

4.         Teori Classical Conditioning (Pavlov dan Watson)
Menurut teori conditioning (Ivan Petrovich Pavlo:1849-1936), belajar adalah suatu proses perubahan yang terjadi karena adanya syarat-syarat (conditions) yang kemudian menimbulkan reaksi (response). Untuk menjadikan seseorang itu belajar haruslah kita memberikan syarat-syarat tertentu. Yang terpenting dalam belajar menurut teori conditioning ialah adanya latihan-latihan yang kontinu. Yang diutamakan dalam teori ini ialah hal belajar yang terjadi secara otomatis.

5.         Teori Operant Conditioning (Skinner)
Skinner (1904-1990), menganggap reward dan rierforcement merupakan factor penting dalan belajar. Skinner berpendapat bahwa tujuan psikologi adalah meramal mengontrol tingkah laku. Pda teori ini guru memberi penghargaan hadiah atau nilai tinggi sehingga anak akan lebih rajin. Teori ini juga disebut dengan operant conditioning. . Operans conditioning adalah suatu proses penguatan perilaku operans yang dapat mengakibatkan perilaku tersebut dapat diulang kembali atau menghilang sesuai keinginan.

6.         Teori Conectionism (Thorndike)
Menurut teori trial and error (mencoba-coba dan gagal) ini, setiap organisme jika dihadapkan dengan situasi baru akan melakukan tindakan-tindakan yang sifatnya coba-coba secara membabi buta jika dalam usaha mencoba-coba itu secara kebetulan ada perbuatan yang dianggap memenuhi tuntutan situasi, maka perbuatan yang kebetulan cocok itu kemudian “dipegangnya”. Karena latihan yang terus menerus maka waktu yang dipergunakan antuk melakukan perbuatan yang cocok itu makin lama makin efisien.

7.         Teori Systematic Behavior (Hull)
Clark C Hull mengikuti jejak Thorndike dalam usahanya mengembangkan teori belajar. Prinsip-prinsip yang digunakanya mirip dengan apa yang dikemukakan oleh para behavioris yaitu dasar stimulus-respon dan adanya reinforcement. Clark C. Hull mengemukakan teorinya, yaitu bahwa suatu kebutuhan atau “keadaan terdorong” (oleh motif, tujuan, maksud, aspirasi, ambisi) harus ada dalam diri seseorang yang belajar, sebelum suatu respon dapat diperkuat atas dasar pengurangan kebutuhan itu.
Dalam hal ini efisiensi belajar tergantung pada besarnya tingkat pengurangan dan kepuasan motif yang menyebabkan timbulnya usaha belajar itu oleh respon-respon yang dibuat individu itu.
Setiap obyek, kejadian atau situasi dapat mempunyai nilai sebagai penguat apabila hal itu dihubungkan dengan penurunan terhadap suatu keadaan deprivasi (kekurangan) pada diri individu itu; yaitu jika obyek, kejadian atau situasi tadi dapat menjawab suatu kebutuhan pada saat individu itu melakukan respon.


G.    Implementasi teori komunikasi dalam kegiatan belajar di sekolah
1.         Teori Humanistic
Belajar  adalah  menekankan pentingnya isi dari proses belajar yang tujuannya adalah memanusiakan manusia atau mencapai aktualisasi diri. Aplikasi teori humanisme dalam pembelajaran guru lebih mengarahkan siswa untuk berpikir induktif, mementingkan pengalaman, serta membutuhkan keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajar.
Hal ini dapat diterapkan melalui kegiatan diskusi, membahas materi secara berkelompok sehingga siswa dapat mengemukakan pendapatnya masing-masing di depan kelas. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila kurang mengerti terhadap materi yang diajarkan.
Pembelajaran berdasarkan teori humanisme ini cocok untuk diterapkan pada materi-materi pembelajaran yang bersifat pembentukan kepribadian, hati nurani, perubahan sikap, dan analisis terhadap fenomena sosial. Indikator dari keberhasilan aplikasi ini adalah siswa merasa senang bergairah, berinisiatif dalam belajar dan terjaadi perubahan pola pikir, perilaku dan sikap atas kemauan sendiri.

Contoh Kasus :
1.    Kasus 1
Dalam observasi yang kita lakukan di SMP N 1 Lamongan, Teori Humanistic telah diterapkan dalam pembelajaran.Guru tersebut lebih memacu murid untuk meningkatkan semangat dengan memberikan contoh materi berdasarkan lingkungan yang mereka lihat. Dan  memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila kurang mengerti.
Gambar 12. 1 Menunjukkan seorang Guru yang Aktif

2.         Teori Konstruktvisme
Pembelajaran harus dibangun secara aktif oleh pembelajar itu sendiri dari pada dijelaskan secara rinci oleh orang lain. Dengan demikian pengetahuan yang diperoleh didapatkan dari pengalaman.
Namun demikian, dalam membangun pengalaman siswa harus memiliki kesempatan untuk mengungkapkan pikirannya, menguji ide-ide tersebut melalui eksperimen dan percakapan atau tanya jawab, serta untuk mengamati dan membandingkan fenomena yang sedang diujikan dengan aspek lain dalam kehidupan mereka.
Selain itu juga guru memainkan peranan penting dalam mendorong siswa untuk memperhatikan seluruh proses pembelajaran serta menawarkan berbagai cara eksplorasi dan pendekatan.

3.      Teori Sibernetik
Teknologi ini juga dimanfaatkan dunia pendidikan terutama guru untuk berkomunikasi sesama relasi, mencari handout (buku materi ajar), menerangkan materi pelajaran atau pelatihan, bahkan untuk mengevaluasi ha hasil belajar siswa. Prinsip dasar teori sibernetik yaitu menghargai adanya 'perbedaan', bahwa suatu hal akan memiliki perbedaan dengan yang lainnya, atau bahwa sesuatu akan berubah seiring perkembangan waktu. Pembelajaran digambarkan sebagai : INPUT => PROSES => OUTPUT. .

4.      Teori Classical Conditioning (Pavlov dan Watson)
Penganut teori ini mengatakan bahwa segala tingkah laku manusia. juga tidak lain adalah hasil daripada conditioning. Yakni hasil daripada latihan-latihan atau kebiasaan-kebiasaan mereaksi terhadap syarat-syarat/perangsang-perangsang tertentu yang dialaminya di dalam kehidupannya.
Kelemahan dari teori conditioning ini ialah, teori ini menganggap bahwa belajar itu hanyalah terjadi secara otomatis; keaktifan dan penentuan pribadi dalam tidak dihiraukannya.
Peranan latihan/kebiasaan terlalu ditonjolkan. Sedangkan kita tahu bahwa dalam bertindak dan berbuat sesuatu, manusia tidak semata-mata tergantung kepada pengaruh dari luar. Aku atau pribadinya sendiri memegang peranan dalam memilih dan menentukan perbuatan dan reaksi apa yang akan dilakukannya.
Teori conditioning ini memang tepat kalau kita hubungkan dengan kehidupan binatang. Pada manusia teori ini hanya dapat kita terima dalam hal-hal belajar tertentu saja umpamanya dalam belajar yang mengenai skills (kecakapan-kecakapan) tertentu dan mengenai pembiasaan pada anak-anak kecil.

5.         Teori Operant Conditioning (Skinner)
Operant conditing menjamin respon terhadap stimuli. Bila tidak menunjukkan stimuli maka guru tidak dapat membimbing siswa untuk mengarahkan tingkah lakunya. Guru memiliki peran dalam mengontrol dan mengarahkan siswa dalam proses belajar sehingga tercapai tujuan yang diinginkan.
Prinsip belajar Skinners adalah :
·      Hasil belajar harus segera diberitahukan pada siswa jika salah dibetulkan jika benar diberi penguat.
·      Proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar. Materi pelajaran digunakan sebagai sistem modul.
·      Dalam proses pembelajaran lebih dipentingkan aktivitas sendiri, tidak digunakan hukuman. Untuk itu lingkungan perlu diubah untuk menghindari hukuman.
·      Tingkah laku yang diinginkan pendidik diberi hadiah dan sebaiknya hadiah diberikan dengan digunakannya jadwal variable ratio reinforcer.
·      Dalam pembelajaran digunakan shapping.

6.         Teori Conectionism (Thorndike)
Jadi, proses belajar menurut Thorndike melalui proses:
1 ) trial and error (mencoba-coba dan mengalami kegagalan), dan
2) law of effect; Yang berarti bahwa segala tingkah laku yang berakibatkan suatu keadaan yang memuaskan (cocok dengan tuntutan situasi) akan diingat dan dipelajari dengan sebaik-baiknya. Sedangkan segala tingkah laku yang berakibat tidak menyenangkanakan dihilangkan atau dilupakannya. Tingkah laku ini terjadi secara otomatis.
Otomatisme dalam belajar itu dapat dilatih dengan syarat-syarat tertentu, pada binatang juga pada manusia.Thorndike melihat bahwa organisme itu (juga manusia) sebagai mekanismus; hanya bergerak atau bertindak jika ada perangsang yang mempengaruhi dirinya.
Terjadinya otomatisme dalam belajar menurut Thorndike disebabkan adanya law of effect itu. Dalam kehidupan sehari-hari law of effect itu dapat terlihat dalam hal memberi penghargaan atau ganjaran dan juga dalam hal memberi hukuman dalam pendidikan.
Akan tetapi menurut Thorndike yang lebih memegang peranan dalam pendidikan ialah hal memberi penghargaan atau ganjaran dan itulah yang lebih dianjurkan. Karena adanya law of effect terjadilah hubungan (connection) atau asosiasi antara tingkah laku reaksi yang dapat mendatangkan sesuatu dengan hasil biaya (effect). Karena adanya koneksi antara reaksi dengan hasilnya itu maka teori Thorndike disebut juga Connectionism.
Contoh Kasus :
1.    Kasus 1 (Kelas 7)
Dalam teori ini. Penerapannya masih kami jumpai pada kelas yang sama dimana seorang guru kelas 1. Guru tersebut terus memacu siswa-siswanya dalam menjawab pertanyaan yang diberikan. Meskipun jawaban tersebut salah.
Jadi, pada kelas ini guru tersebut menggunakan teori trial and error. Jadi, terus mencoba menjawab, sampai jawaban yang disampaikan siswa  tersebut benar.

7.    Teori Systematic Behavior (Hull)
Prinsip penguat (reinforcer) menggunakan seluruh situasi yang memotivasi, mulai dari dorongan biologis yang merupakan kebutuhan utama seseorang sampai pada hasil-hasil yang memberikan ganjaran bagi seseorang.
Jadi, prinsip yang utama adalah suatu kebutuhan atau motif harus ada pada seseorang sebelum belajar itu terjadi; dan bahwa apa yang dipelajari itu harus diamati oleh orang yang belajar sebagai sesuatu yang dapat mengurangi kekuatan kebutuhannya atau memuaskan kebutuhannya.
Sistem Komunikasi SMP Negeri 1 Lamongan
A.    Pengertian Komunikasi Guru dengan Siswa
       Proses belajar mengajar akan senantiasa merupakan proses kegiatan interaksi antara dua unsur manusiawi di mana siswa sebagai pihak yang belajar dan guru sebagai pihak yang mengajar. Proses itu sendiri merupakan mata rantai yang menghubungkan antara guru dan siswa sehingga terbina komunikasi yang memiliki tujuan yaitu tujuan pembelajaran.
       Karena mengajar dilakukan dengan maksud membantu siswa untuk belajar, maka pendidik perlu memperhatikan kualitas mengajar. Dengan keterampilan guru dalam menciptakan iklim komunikatif diharapkan siswa dapat berpartisipasi aktif untuk mengeluarkan pendapatnya, mengembangkan imajinasinya dan daya kreativitasnya. Tentu komunikasi guru dan siswa yang dimaksud adalah dalam kegiatan pembelajaran tatap muka baik secara verbal maupun non verbal, baik secara individual maupun kelompok dan dibantu dengan media atau sumber belajar.
       Di dalam komunikasi pembelajaran, tatap muka seorang guru mempunyai peran yang sangat penting di dalam kelas yaitu peran mengoptimalkan kegiatan belajar. Dalam menciptakan iklim komunikatif guru hendaknya memperlakukan siswa sebagai individu yang berbeda-beda, yang memerlukan pelayanan yang berbeda pula, karena siswa mempunyai karakteristik yang unik, memiliki kemampuan yang berbeda, minat yang berbeda, memerlukan kebebasan memilih yang sesuai dengan dirinya dan merupakan pribadi yang aktif. Untuk itulah kemampuan berkomunikasi guru dalam kegiatan pembelajaran sangat diperlukan.
       Adapun usaha guru dalam membantu mengembangkan sikap positif pada siswa misalnya dengan menekankan kelebihan-kelebihan siswa bukan kelemahannya, menghindari kecenderungan untuk membandingkan siswa dengan siswa lain dan pemberian insentif yang tepat atas keberhasilan yang diraih siswa.
       Kemampuan guru untuk bersikap luwes dan terbuka dalam kegiatan pembelajaran bisa dengan menunjukkan sikap terbuka terhadap pendapat siswa dan orang lain, sikap responsif, simpatik, menunjukkan sikap ramah, penuh pengertian dan sabar. Dengan terjalinnya keterbukaan, masing-masing pihak merasa bebas bertindak, saling menjaga kejujuran dan saling berguna bagi pihak lain sehingga merasakan adanya wahana tempat bertemunya kebutuhan mereka untuk dipenuhi secara bersama-sama.
       Kemampuan guru untuk tampil secara bergairah dan bersungguh-sungguh berkaitan dengan penyampaian materi di kelas yang menampilkan kesan tentang penguasaan materi yang menyenangkan. Karena sesuatu yang energik, antusias, dan bersemangat memiliki relevansi dengan hasil belajar. Perilaku guru yang seperti itu dalam proses belajar mengajar akan menjadi dinamis, mempertinggi komunikasi antar guru dengan siswa, menarik perhatian siswa dan menolong penerimaan materi pelajaran.
Kemampuan guru untuk mengelola interaksi siswa dalam kegiatan pembelajaran berhubungan dengan komunikasi antara siswa, usaha guru dalam menangani kesulitan siswa dan siswa yang mengganggu serta mempertahankan tingkah laku siswa yang baik. Agar semua siswa dapat berpartisipasi dan berinteraksi secara optimal, guru mengelola interaksi tidak hanya searah saja yaitu dari guru ke siswa atau dua arah dari guru ke siswa dan sebaliknya, melainkan diupayakan adanya interaksi multi arah yaitu dari guru ke siswa, dari siswa ke guru dan dari siswa ke siswa


\
  BAB III
PENUTUP

·      Proses belajar mengajar dapat dikatakan proses komunikasi dimana terjadi proses penyampaian pesan             tertentu dari sumber belajar/narasumber (guru, instruktur, media pembelajaran dll)  kepada penerima (peserta didik, murid) dengan tujuan agar pesan (berupa topik-topik pelajaran tertentu) dapat diterima (menjadi milik) oleh  peserta didik/murid. Seperti yang telah ditunjukkan gambar dibawah ini:


·         Hasil  penelitian menunjukkan bahwa dalam komunikasi verbal, khususnya pada saat presentasi, keberhasilan menyampaikan informasi 55% ditentukan oleh bahasa tubuh (body language),postur, isyarat dan kontak mata - 38 % ditentukan oleh nada suara, dan hanya 7% saja yang ditentukan oleh kata-kata (Mechribian dan Ferris seperti yang dikutip oleh O'Connor dan Seymour). Selain itu komunikasi akan lebih efektif apabila disampaikan secara berbarengan antara bahasa lisan dengan bahasa tulisan.
·         Teori-teori yang dapat diterapkan dalam kelas saat pelajaran berlangsung adalah:
a.     Teori Humanistic
b.    Teori Konstruktvisme
c.    Teori Sibernetik
d.   Teori Classical Conditioning (Pavlov dan Watson)
e.    Teori Operant Conditioning (Skinner)
f.     Teori Conectionism (Thorndike)
g.    Teori Systematic Behavior (Hull)
Dalam beberapa teori diatas , teori yang paling dominan atau pantas digunakan adalah teori humaistic, karena dalam teori ini seorang guru menuntut para siswa agar bisa berpikir induktif, mementingkan pengalaman, serta membutuhkan keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajar.
SARAN
  1. Sebaiknya seorang guru dapat menggunakan metode atau teori-teori yang cocok digunakan dalam kelas sehingga proses belajar mengajar berjalan dengan baik dan tenang atau efektif.
  2. Selain dari tenaga pendidiknya.seorang murid juga harus bisa menghargai guru dan harus memperhatikan guru sehingga terjalin interaksi yang baik dalam kelas (simbiosis mutualisme).

SMPN 1 Lamongan adalah Sekolah SMP tertua di Lamongan. Didirikan pada tahun 1957. Secara geografis, lokasi sekolah sangat strategis. Meskipun di pusat kota, tepatnya pada 18 Jl. Ki Sarmidi Mangunsarkara Lamongan, suasana lingkungan sekolah yang begitu tenang dan damai Itu Ini sangat baik untuk tempat pendidikan. Tahun demi tahun, didukung oleh semua pemangku kepentingan, SMPN 1 Lamongan benar-benar di jalur yang benar untuk mengembangkan menjadi Sekolah favorit pertama di Kabupaten Lamongan. Dipimpin oleh Bapak Drs.H.KhoirulAnam, M.Pd. sejak 2011, dasar banyak dan berlangsung untuk semua komponen sekolah ditetapkan untuk memenuhi Kualifikasi SBI. Diharapkan melalui kemitraan dengan RSBI lain, beberapa Universitas, seperti UNESA, UM, dan ITS dan sekolah yang sangat baik dari negara-negara OECD lain sebagai sekolah, semua program RSBI di SMPN 1 Lamongan dapat berjalan dengan baik, semua siswa dapat tumbuh dan Flourish intelektual, spiritual , fisik, sosial juga.
            Dengan mengacu visi SBI: Mewujudkan "kamil manusia" yang memiliki kompetensi untuk bersaing dan berkolaborasi secara global, SMPN 1 Lamongan, sekolah pertama yang dipromosikan sebagai pilot Sekolah Standar Internasional di Kabpaten Lamongan, berkomitmen untuk memiliki harapan yang tinggi, prestasi dan kualitas pendidikan yang tinggi untuk semua siswa demi mencapai tujuan bersama.
LAMPIRAN

RANGKUMAN KEGIATAN OBSERVASI DI SMP NEGERI 1 LAMONGAN

1.    KEGIATAN PERTAMA
            Dalam observasi ini ada beberapa kegiatan pengamatan yang kami lakukan. Mulai dari meminta ijin Kepala Sekolah sampai pengamatan di dalam dan di luar kelas. Saat hendak meminta ijin kepada Kepala Sekolah, ternyata beliau sedang meminpin sebuah rapat yang diadakan di ruang Guru tentang persiapan menjelang Ujian Nasional murid kelas IX. Oleh karena itu sebagai penggantinya, Wakasek Kesiswaan yang kita temui untuk meminta ijin melakukan observasi di sekolah tersebut.
            Dalam proses meminja ijin dengan Wakasek Kesiswaan tersebut, kami diajak mengobrol sebentar di ruang tamu sekolah sambil mewawancarai sedikit tentang keadaan sekolah kepada beliau. Setelah itu, beliau mengantarkan kami menuju kelas yang diperbolehkan untuk melakukan observasi,yaitu kelas VII-E. Di kelas tersebut kami diperkenalkan dahulu dengan Guru yang sedang mengajar mata pelajaran matematika agar sang guru dapat mengkondisikan kelasnya saat kami akan memulai observasi di kelas tersebut. Untuk kegiatan selanjutnya, kamu melakukan pengamatan dalam kelas VII-E.


2.    KEGIATAN KEDUA
            Dalam observasi ini ada beberapa kegiatan pengamatan yang kami lakukan. Di kelas VII-E kami mengamati beberapa hal, ketika proses pembelajaran. Diantaranya bagaimana proses komunikasi yang terjadi antara guru dengan siswa, bagaimana keadaan kelas saat proses belajar mengajar berlangsung, aktif ataukah pasif. Kemudian bagaimana suasana di kelas dan bagaimana hubungan antara sesama siswa dalam kelas tersebut.
Selain itu, di sela-sela pengamatan ini, kami mengamati siswa yang sedang mengerjakan tugas kelompok yang diberikan gurunya. Ada beberapa siswa yang serius dalam mengerjakan tugas yang diberikan, adapula yang sedang bersenda gurau sembari mengerjakan tugas tersebut. Selain itu, ada pula siswa yang sedang asik memainkan ponselnya. Guru yang sedang mengajar kelas tersebut berkeliling untuk melihat pekerjaan muridnya dan juga sedang mengelola kelas yang sebagian muridnya sedang sibuk sendiri.


3.         KEGIATAN KETIGA
Selanjutnya setelah kami selesai melakukan pengamatan di kelas, kami pergi ke kantin sekolah untuk ber istirahat sekaligus melakukan pengamatan. Pertama kami pergi ke koperasi siswa, terdapat siswa yang rata-rata perempuan disana. Membeli makanan dan keperluan lain, mereka menggunakan bahasa indonesia dan juga bahasa jawa. Kemudian kami pergi ke kantin, disana yang kami jumpai rata-rata adalah anak laki-laki yang “andok” di jam istirahat. Mereka berbicara dengan kata-kata yang seharusnya belum tepat untuk mereka katakan. Namun masih terbilang sopan, mereka bertanya kepada kami tentang beberapa hal. Kami menanggapinya dengan baik. Kami bertanya kepada pengelola kantin tentang beberapa hal , dan sampai akhirnya kami kembali ke ruang tungggu.


4.         KEGIATAN KEEMPAT
            Kegiatan terakhir yang kami lakukan adalah menunggu kepala sekolah di ruang tunggu SMP N 1 Lamongan. Seusai rapat, kepala sekolah menemui kami untuk berbincang mengenai keperluan kami datang ke SMP N 1 Lamongan. Kemudian kami menjelaskan maksud tujuan kami, dan ucapan terimakasih kami karena telah di izinkan melakukan pengamatan di SMP N 1 Lamongan, khususnya kelas VIIE.
            Dan akhirnya kami meminta foto bersama kepala sekolah, setelah itu kami pamitan untuk pulang.










WAWANCARA PERTAMA

·      Wawancara yang pertama dilakukan bersama dengan Wakasek saat meminta ijin untuk melakukan observasi di sekolah tersebut.
·      Berikut ini hasil wawancara kami dengan beliau :
Puji             : Selamat pagi bu ..
Wakasek     : Selamat pagi juga. Ada keperluan apa ini kok kalian datang ke SMP 1 ini ?
Puji             : Begini bu, kami mahasiswi UNESA mendapat tugas dari kampus untuk                            melakukan observasi mengenai komunikasi yang dilakukan di sekolah. Mulai                       dari komunikasi guru dengan siswa dan juga antara siswa dengan siswa serta                bagaimana proses pembelajaran di sekolah ini.
Wakasek     : Oh jadi kalian datang kesini untuk melakukan observasi di sekolah kami ?                        benar begitu ?
Puji             : Iya bu, apa kami diperbolehkan ?
Wakasek     : Tentu saja. Namun, tunggu sebentar, pada hari ini siswa kelas IX sedang ada                    ujian praktek, jadi tidak bisa dilakukan observasi kepada kelas tersebut.                                  Bagaimana kalau saudara observasi di kelas VII dan VIII ?
Puji             : Iya bu, tidak apa-apa. Kami akan melakukan observasi di dalam kelas dan                        juga di luar kelas.
Wakasek     : Lalu metode apa yang hendak kalian lakukan ? hanya butuh satu kelas untuk                    diambil sample atau semua kelas yang diobservasi ? kalau semua itu tidak                                   bisa, karena sebagian guru sedang mengikuti rapat persiapan UNAS.
Puji             : Kami hanya membutuhkan satu kelas sebagai sample kelas VII dan juga satu                    kelas VIII.
Wakasek     : Kalau begitu saya akan mencarikan dulu kelas yang ada gurunya, tunggu                          sebentar yaa ..
Puji             : Iya bu .
                   (Setelah beberapa saat kemudian)
Wakasek     : Saya sudah menemukan kelas yang cocok untuk kalian, gurunya pun masih                      muda dan perbedaan usianya tidak jauh dari kalian sehingga kalian akan                             mudah untuk berkomunikasi dengan beliau dan para siswanya. Mari saya antarkan ..
Puji             : Mari bu ..
                   (Berjalan menuju kelas VII-E)
Wakasek     : Selamat pagi Bu Titin, ini saya bersama para mahasiswa dari UNESA yang                       akan melekukan observasi tentang proses komunikasi di dalam kelas.
Bu Titin      : Oh iya bu, apa yang bisa saya bantu ?
Wakasek     : Bu Titin bisa mengkondisikan kelasnya agar siswa-siswa tidak kaget saat              kakak ini masuk ke dalam kelas.
Bu Titin      : Iya bu.
                   (Setelah itu kami dipersilahkan masuk ke dalam kelas dan Wakasek meninggalkan kami bersama Bu Titin di dalam kelas)


WAWANCARA KEDUA
·      Wawancara yang kedua dilakukan bersama dengan beberapa siswa yang sedang berada di dalam kelas. Mereka adalah siswa kelas VII-E SMPN 1 yang sedang mengikuti pelajaran matematika yang diajar oleh Bu Titin. Beliau memberikan tugas untuk dikerjakan berkelompok kepada siswa-siswinya.
·      Berikut ini hasil wawancara bersama beberapa siswa :
Retno          : Adek-adek kok serius sekali, sedang mengerjakan apa ini ?
Siswa          : Ini loo mbak, ada tugas matematika dari Bu Titin.
Retno          : Ini tugas kelompok apa individu ?
Siswa          : Kelompokan mbak.. mbaknya bisa bantu ga ?
Retno          : Ohh dikerjakan bersama kelompoknya sendiri yaa .. (sambil membuka buku                      pelajaran) lho dek, ini bukunya kok Bahasa Inggris semua ? apa kamu ga                            bingung buat ngartiinnya ?
Siswa          : Ya bingung mbak, tapi kan gurunya juga menerangkan, jadi kita juga ta                            tentang apa yang dipelajari.
Retno          : Oo, ini semua mata pelajaran bukunya memakai Bahasa Inggris semua ?
Siswa          : Engga mbak, cuma matematika, biologi, sama fisika aja.
Retno          : Oo, kalau saat mata pelajaran itu berlangsung apa komunikasinya juga                               memakai Bahasa Inggris ?
Siswa          : Ya enggak mbak, kalau semua pake Bahasa Inggris kita kan ya bingung.                           Gurunya awalnya menerangkan dengan Bahasa Inggris, lalu juga diartikan                        dengan Bahasa Indonesia jadi kitanya bisa jelas. Terus kalau ngobrol sama                      teman ya pakai bahasa sehari-hari.
Retno          : Oh jadi tidak semua komunikasinya pake Bahasa Inggris ya ? pantesan, tadi                     kok saya masi mendengar Bu Titin memakai Bahasa Indonesia. Kalau waktu                    pelajaran Bahasa Inggris gitu kalian baru full ngobrol pake Bahasa Inggris ya?
Siswa          : Nah kalau saat Bahasa Inggris, Gurunya menerangkan full Bahasa Inggris,                       kalau ada yang tidak saya tahu, saya biasanya tanya ke teman saya. Terus                           kalau mau bertanya kepada gurunya kita juga harus memakai Bahasa Inggris.
Retno          : Kalau mau ijin keluar atau ke kamar mandi ? pake Bahasa Inggris juga ?
Siswa          : Kalau ke kamar mandi ya harus ijin pake Bahasa Inggris mbak ..
Retno          : Oala dekk, kaya saya duluu. Ini kan sekolah RSBI, dulu kalian waktu                               mendaftar kesini melalui tes atau cuma nilai UNAS waktu SD ?
Siswa          : Kita dulu beda kaya SMP lain mbak, disini ada tes sebelum masuk, jadi nilai                    UNAS tidak digunakan. Tesnya juga diadain sebelum nilai UNAS keluar, jadi               kita ga tau nilai UNAS kita dulu berapa.
Retno          : Tesnya gimana dek ? Sulit ga ? Mata pelajaran apa aja yang diujiin ?
Siswa          : Ya sulit mbak, yang daftar sini loo seribu lebih, nah yang ketrima cm berapa                     ratus gitu. Terus yang diujiin itu ya matematika, bahasa inggris, sama ipa.
Retno          : Oia dek, saya daritadi kok melihat kalau siswa perempuannya memakai kerudung semua ya ? itu sudah termasuk peraturan sekolah atau kesadaran dari siswanya sendiri ?
Siswa          : Ya engga mbak, kelas lain juga ada yang siswa perempuannya tidak memakai kerudung, kelas ini aja kebetulan yang siswa perempuannya memakai kerudung semua..
Retno          : Oalaa kirain itu uda peraturan dari sekolah.. oiya, ngomong-ngomong ini kok panas ya ? AC-nya ngga dinyalain ta dek ?
Siswa          : nanti mbak, AC dinyalain jam 09.00 keatas, katanya kalau masih jam segini buang-buang listrik mbak.. katanya siihh ..
Retno          : Oo gituu .. yauda dek lanjutin aja ngerjain tugasnya, maaf sudah                                  mengganggu yaa ..
Siswa          : oke mbaakk,,
Retno          : Tapi sebelumnya kita boleh minta foto buat dokumentasinya kan ?
Siswa          : Tentu saja boleh dong mbak, nanti di tag di facebook yaa .. oke mbak ..
Retno          : okeee
·      Berikut ini hasil wawancara bersama Bu Titin :
Retno          : Bu Titin, saya boleh wawancara bu ?
Bu Titin      : Ada apa mbak ?
Retno          : Ini lo bu, anak-anak ini kok saya lihat asik sekali ya dengan pelajaran ibu, padahal kan ini pelajaran matematika ?
Bu Titin      : Saya disini berusaha menjadi guru yang menyenangkan bagi anak-anak. Biasanya kan kalau gurunya menyenangkan, pelajaran juga pasti dianggap asik buat siswa-siswa.
Retno          : Gimana bu dengan komunikasi antar guru dengan siswa ?
Bu Titin      : Saya mengkomunikasikan apapun entah itu pelajaran atau yang lain dengan sebaik mungkin dan membuat siswa saya menjadi akrab agar apapun yang saya berikan, siswa saya dapat menerima dengan baik. Mbak-mbaknya ini dari Unesa bukan ? itu juga almamater saya dulu.
Retno          : Oia bu ? Ibu dulu lulus tahun berapa ?
Bu Titi        : Saya baru aja lulus tahun 2008 kemarin.
Retno          : Ibu langsung bekerja disini atau sebelumnya pernah bekerja di perusahaan ?
Bu Titin      : Saya dulu pernah menjadi guru di LBB Kumon.
Retno          : Jadi gitu ya bu ? kembali ke topik ya bu.. menurut ibu komunikasi antar siswa disini bagaimana ya bu ?
Bu Titin      : oh iya mbak, saya terlalu semangat mmbicarakan tentang almamater saya dulu. Begini, siswa-siswa disini kan baru memasuki masa-masa SMP, mereka baru saja mengenal teman-teman baru mereka di SMP, namun sejauh ini saya lihat komunikasi diantara mereka lancar-lancar saya dan semakin akrab..
Retno          : Jadi komunikasinya antar guru dengan siswa dan siswa dengan siswa lancar ya bu ?
Bu Titin       : ya mbak lancar sekali disini.




WAWANCARA 3

  • Wawancara ketiga kami lakukan bersamaan saat kami beristirahat di kantin. Kami berbincang dengan beberapa anak yang sedang jajan di kantin, kebetulan saat itu juga ada seorang guru yang sedang makan siang di kantin. Seorang anak laki-laki yang pertama meyapa kami:
Anak kelas VIII:          dari universitas mana mbak?
                                    (tanya rendi sambil bergurau dengan temannya)
Retno:                          dari UNESA dek...
Seorang teman lain menyauti...
Anak kelas VIII:          Lagi ngapain mbak disini?
Retno:                          Ada tugas observasi komunikasi dek...
Anak kelas VIII:          di kelas berapa mbak? Ngajar kelas saya saja mbak 8D, sekalian mengajari hatiku mbak.
                                    (sambil ketawa bersama teman-temannya)
Retno:                          Di VIIE dek, bukan ngajar kok, Cuma observasi aja.
Anak kelas VIII:          Oaalah...
                                    Duluan ya mbak...
                                    (kebetulan bel masuk berbunyi dan mereka pamitan masuk kelas)
            Ada seorang guru yang kebetulan sedang makan siang di kantin tersebut dan keluar dari kantin kemudian menghampiri kami,,,
Pak Guru:                    Dari mana ini mbak?
Ira:                               Dari UNESA pak,,,
                                    (kami salim dengan beliau)
Pak Guru:                    Ada keperluan apa ke SMP ini?
Ira:                               Kami mendapat tugas observasi dari salahsatu mata kuliah ilmu komunikasi untuk meneliti komunikasi yang terjadi di SMP ini.
Pak Guru:                    untuk berapa hari?
Tutut:                           hanya hariinisaja pak,
Pak Guru:                    Di kelas atau di ambil sampel secara acak?
Tutut:                           Kami mendapat izin melakukan obervasi di kelas VIIE tadi pak,
Pak Guru:                    Ohhh.. berarti ini sudah selesai ya???
Olif:                             Alhamdulillah sudah pak, tapi menunggu pak anam untuk meminta dokumentasi foto bersama beliau.
Pak Guru:                    ohhh,,, iya iya. Saya duluan ya mbak ... semoga hasilnya memuaskan.
Kami:                           oh...iya pak amin,,, terimakasih pak.
Pak Guru:                    iya sama-sama.
                                    (bapak tersebut kemudian pergi ke kelas)



WAWANCARA 4
  • Wawancara terakhir kami adalah dengan pak khoirul anam selaku Kepala SMP Negeri 1 Lamongan. Seusai rapat, beliau menemui kami yang telah menunggu di ruang tunggu sekolah, kami salim dan kemudian beliau mengajak kami ke ruang tamu kepala sekolah.
Pak Anam:                   Ini dari mana mbak-mbaknya?
                                    (sapa pak anam dengan ramah)
Tutut:                           Dari UNESA pak...
Pak Anam:                   Ada bisa saya bantu? Salah satu yang perwakilan ngomong, siapa, silahkan...
Puji:                             Kami mendapat tugas dari kampus untuk melakukan observasi di aspek komunikasi yang terjadi, baik antar siswa, maupun antar siswa dengan guru. Mohon maaf sebelumnya pak, kami tadi pagi datang, bapak tidak ada di tempat dan kami diterima oleh bu prapti. Kami utarakan maksud kami dan akhirnya kami mendapat izin untuk melakukan observasi di kelas VIIE.
Pak Anam:                   ohhh...iya
                                    Berarti ini sudah selesai ???
                                    Ada yang bisa saya bantu lagi?
Tutut:                           Kami ingin meminta dokumentasi foto bersama bapak, apakah boleh?
Pak Anam:                   Oh... iya mbak.  Kenapa mbak-mbaknya ini memilih SMP 1 Lamongan sebagai tujuan observasi???
Puji:                             Karena SMP1 Lamongan adalah SMP terbaik di Lamongan, kami ingin meneliti bagaimanakah komunikasi yang terjadi disini.
Pak Anam:                   Ini semuanya dari Lamongan?
Tutut:                           Saya pak yang alumni disini, sedangkan yang lain berasal dari bermacam daerah. Retno dari surabaya, ira dari pamekasan, olif dari gresik dan puji dari jombang.
Pak Anam:                   ohhh... jauh jauh ya...
                                    Baiklah kalau sudah tidakada yang bisa kami bantu lagi. Mari, katanya mau foto. Disini atau dilobby?
Olif:                             ohh...di lobby saja pak, disana kan ada visi dan misinya.
Pak Anam:                   o iya marii...
                                    (pak Anam mengajak kami menuju lobby sekolah)
Kami melakukan foto-foto bersama pakkepala sekolah dan pada akhirnya kami berpamitan pulang.

Retno:                          Terimakasih pak atas kesempatan yang diberikan, kami pamit... terimakasih ya pak
(sambilsalim dengan pak kepala sekolah dan guru-guru yang ada disana)


















DOKUMENTASI KEGIATAN

Foto Bersama Keala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah:

Foto Bersama Kelas VIIE dan bu Titin:
Foto saat penyerahan Mading:

Foto saat berbincang dengan murid:

Foto Saat Para Murid Membaca Mading:



Foto Saat Pemasangan Mading di Kelas:
Foto Kegiatan Belajar Mengajar di Kelas:

Foto Saat Berada di Kantin Sekolah:

SMP Negeri 1 Lamongan tampak dari depan:

Foto Murid saat Mengerjakan Tugas yg diberikan Guru:
LAMPIRAN
Visi dan Misi SMP Negeri 1 Lamongan

Vision Of School :
“Smart, Skillful, Competence, Competitive, Have Global Vision and Believe in God”
Visi Sekolah :
Cerdas, kreatif, berprestasi, kompetitif, berwawasan global, dan beriman.
Mission Of School :
·         Developing 8 Standards of National Education toward International Standard.
·         Empowering students with high quality and International standardized education and skill, upholding 4 learning pillars   : learning to know, learning to do, learning to live together, and learning to be, motivating students to be life-long learners in a competitive global community.
·         Internalizing religion teaching and steadiness of faith to make students become perfect human, have high moral integrity so their life are really useful for society and country.

Misi Sekolah :
·         Mengembangkan delapan standar nasional pendidikan menuju standar internasional.
·         Memberikan pelayanan pendidikan dan kecakapan yang bermutu dan berstandar internasional, menegakkan 4 pilar belajar (learning to know, learning to do, learning to live together, learning to do) serta mendorong siswa menjadi pembelajar sepanjang hayat.
·         Menanamkan ajaran agama dan keimanan yang mantap kepada siswa dalam rangka pembentukan insan kamil yang memiliki integritas moral yang tinggi.
·         Mewujudkan kultur sekolah yang agamis dan berkarakter serta lingkungan sekolah yang  bersih, nyaman, aman, asri, indah, rindang, dan sejuk bebas roko, narkoba, dan bullying.
·         Mengintegrasikan pendidikan karakter dalam semua mata pelajaran untuk bisa menjadi teladan bagi sekolah lainnya dalam pengembangan akhlak mulia, budi pekerti luhur, kepribadian unggul, kepemimpinan, jiwa enterpreneurial, jiwa patriot, dan jiwa inovator.

A.                Tujuan Sekolah

Tujuan dari SMP Negeri 1 Lamongan adalah :
1.      Mencapai kompetensi lulusan yang bertaraf Internasional.
2.      Memenuhi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Bertaraf Internasional.
3.      Memenuhi pemetaan SK dan KD, Silabus dan RPP Bilingual
4.      Memenuhi System penilaian bertaraf Internasional.
5.      Memenuhi Kurikulum muatan lokal bertaraf Internasional.
6.      Memenuhi pengembangan metode dan strategi pembelajaran yang bervariasi untuk semua mata pelajaran dan bertaraf Internasional.
7.      Memenuhi sumber dan bahan pengajaran bilingual dan bertaraf Internasional.
8.      Memenuhi ruang belajar berstandar Internasional (fasilitas AC/kipas angin, TV, VCD, komputer/ laptop).
9.      Memenuhi beberapa ruang laboratorium bertaraf Internasional.Memenuhi ruang multimedia dengan LAN dan jaringan Internet dan bertaraf Internasional.
10.  Memenuhi ruang kegiatan seni dan ketrampilan.
11.  Memenuhi ruang perpustakaan yang representative dengan bahasa asing.
12.  Memenuhi tenaga kependidikan yang berkualitas dan kwantitas yang cukup menguasai bilingual.
13.  Memenuhi kelompok siswa berprestasi di bidang akademik.
14.  Memenuhi kelompok siswa berprestasi di bidang non akademik (seni tari, seni musik dll).
15.  Mewujudkan siswa terampil di bidang computer dan internet.
16.  Mewujudkan siswa yang mampu berkomunikasi bahasa Inggris dengan lancar.
17.  Sekolah mengembangkan kerjasama dengan penyandang dana dari fihak luar sekolah dalam pembiayaan pendidikan SBI.
18.  Sekolah mampu mewujudkan administrasi kependidikan secara lengkap bertaraf Internasional.
19.  Sekolah mampu melaksanakan kegiatan evaluasi dan monitoring secara maksimal dan bertaraf Internasional.
B.                 Fasilitas Sekolah
Fasilitas yang disediakan oleh SMP Negeri 1 Lamongan adalah :
·         Multimedia Room

·         Multimedia Language Lab

·         Computer Laboratory

·         Internet Access (Hot Spot)

·         Libarary

·         Education Radio Station

·         Studio Music

·         Students information System

·         Spot Fiends

·         Culinary Room




LAMPIRAN
ANGKET PERTANYAAN

Nama  :
Mohon di isi dengan jujur yaaa...
1.      Komunikasi merupakan hal terpenting dalam kehidupan.
a.       Sangat  Setuju
b.      Setuju
c.       Kurang setuju
d.      Tidak setuju
2.      Penggunaan bahasa Inggris merupakan hal yang wajib dalam sekolah RSBI.
a.       Sangat setuju
b.      Setuju
c.       Kurang setuju
d.      Tidak setuju
3.      Apakah menurut anda Bahasa Inggris merupakan bahasa  yang mudah?
a.       Sangat mudah
b.      Mudah
c.       Sedang
d.      Sulit
4.      Apakah anda telah menggunakan Bahasa Inggris dalam semua komunikasi yang terjadi di sekolah?
a.       Sudah
b.      Belum pada sedikit aspek
c.       Setengah-setengah
d.      Belum pada banyak aspek
5.      Bagaimanakah cara seorang guru meng-komunikasikan mata pelajaran kepada anda dalam menggunakan Bahasa Inggris?
a.       Sangat baik
b.      Baik
c.       Sedang
d.      Tidak jelas
6.      Bagaimanakah cara penyampaian informasi dari sekolah kepada anda saat ada pengumuman libur atau pengumuman penting lainnya?
a.       Diumumkan melalui speaker di tiap kelas
b.      Diumumkan oleh ketua kelas
c.       Diumumkan oleh setiap guru yang mengajar
d.      Diumumkan di papan pengumuman (mading)
7.      Saat berkomunikasi antar teman sebaya anda di lingkungan sekolah, bahasa apakah yang lebih sering anda pergunakan?
a.       Bahasa Inggris
b.      Bahasa Indonesia
c.       Bahasa Jawa
d.      Bahasa tubuh
8.      Metode apakah yang dipergunakan saat pemilihan ketua kelas/ perangkat kelas lainnya di kelas ini?
a.       Pilihan guru
b.      Berdasar kemauan sendiri
c.       Pilihan bersama (Suara terbanyak)
d.      Adat turun-temurun
9.      Dengan berbagai kegiatan ekskul yang ada di sekolah ini, sudahkah anda mengikuti salahsatunya? Untuk apakah sebenarnya anda mengikuti kegiatan ekskul?
a.        Tuntutan wajib dari sekolah
b.      Untuk mengembangkan diri
c.       Untuk mengenal banyak orang
d.      Untuk mengisi waktu luang
10.  Menurut anda, Sudahkah terjalin dengan baik komunikasi di sekolah ini, khususnya kelas ini?
a.       Sudah sangat baik
b.      Baik
c.       Kurang baik
d.      Sangat kurang baik

 





LAMPIRAN
Kurikulum SMP Negeri 1 Lamongan
A.   RASIONAL
            Sebagai salah satu sekolah yang ditetapkan menjadi Rintisan SMP- BI, maka  SMP Negeri 1 Lamongan sebagai Satuan Pendidikan mutlak harus memiliki dan melaksanakan kurikulum yang berstandar internasional. Sesuai dengan Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006, sekolah memikliki tugas dan fungsi yang secara mandiri dan otonom untuk mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sendiri dan bertaraf internasional.
            Pengembangan Kurikulum yang bertaraf internasional di SMP Negeri 1 Lamongan ditempuh dengan cara mengembangkan Standar Kompetensi Lulusan ( SKL ) SMP yang sudah ada dalam Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006, menjadi beberapa  Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar berikut Indikator-Indikator  Kompetensi. Pengembangan SK – KD ini diupayakan berdimensi internasional atau sesuai dengan standar yang ada dan berlaku di sekolah bertaraf internasional, atau yang berlaku di negara-negara anggota OECD, yang saat ini menjadi benchmarker SBI. Untuk mata pelajaran IPA (Science), pengembangan SK-KD dengan cara adopsi / adaptasi dari Cambridge Curriculum, sementara untuk mata pelajaran Matematika adaptasi dari Australia dan Singapura. Cakupan, luasan dan kedalaman masing-masing SK, KD, dan indikator-indikator kompetensi disesuaikan dengan kondisi riil sekolah.
            Dan yang tidak kalah pentingnya,  UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3, yang menyebutkan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertangguing jawab. Mengacu pada hal tersebut, maka kurikulum SMPN 1 Lamongan juga dikembangkan dengan mengintegrasikan Pendidikan Karakter dan Pengembangan Ekonomi Kreatif ke dalam semua mata pelajaran, pengembangan diri, dan budaya sekolah.
            Selanjutnya Kurikulum ini akan dikembangkan secara sistematis dan berkesinambungan sejalan dengan perkembangan dan tuntutan jaman serta kemajuan IPTEK. Dengan mengacu dan berpedoman pada Kurikulum bertaraf internasional ini, diharapkan penyelenggaraan pendidikan di SMP Negeri 1 Lamongan  secara bertahap dapat memenuhi Indikator Kinerja Kunci Minimal ( IKKM ) dan Indikator Kinerja Kunci Tambahan ( IKKT ) sesuai dengan Kebijakan Depdiknas Tahun 2008 Tentang “Pedoman Penjaminan Mutu Sekolah / Madrasah Bertaraf Internasional pada Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah” dan Panduan Pelaksanaan Penyelenggaraan Sekolah Bertaraf Internasional pada Jenjang SMP  (Kementerian Pendidikan Nasional, Dit PSMP Tahun 2010).
Dan pada akhirnya sebagai Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) yang tentunya akan diproyeksikan  menjadi Sekolah Bertaraf Internasional ,  diharapkan mampu memberikan jaminan bahwa baik dalam penyelenggaraan maupun hasil-hasil pendidikannya lebih tinggi standarnya dari pada Standar Nasional Pendidikan ( SNP ) yang ditunjukkan kepada masyarakat nasional maupun internasional melalui berbagai strategi yang dapat dipertanggungjawabkan. Hal ini tentunya dalam rangka mengemban misi SBI, yakni mewujudkan insan kamil yang religius, cerdas, beretika, bermoral,  santun, yang mampu berinteraksi, berkolaborasi, dan berkompetisi secara global.


B.  LANDASAN HUKUM
1.   Undang-Undang Dasar 1945 Amandemen, pasal 31 ayat (3).
2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dalam ayat pasal 50 yang menyatakan bahwa :Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu sekolah pada semua jenjang pendidikan untuk dikembangkan menjadi sekolah yang bertaraf internasional.
3.   Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025.
4.   Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
5.   Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan.
6.   Inpres No. 1 Tahun 2010, tentang Pendidikan Budaya dan Karakter.
7.   Inpres No. 6 Tahun 2009, tentang Pendidikan Ekonomi Kreatif.
8.   Permendiknas No. 39 Tahun 2008, tentang Pembinaan Kesiswaan.
9.   Permendiknas Nomor 22, 23, 24  Tahun 2006 dan Nomor 6  Tahun 2007; Nomor  12, 13, 16, 18, 19, 20, dan 24 Tahun 2007.
10.     Permendiknas  Nomor 78 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Sekolah Bertaraf Internasional pada Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah.
11.     Rencana Strategis Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2005 – 2009 menyatakan bahwa untuk meningkatkan daya saing bangsa, perlu dikembangkan sekolah bertaraf internasional pada tingkat kabupaten/kota melalui kerjasama yang konsisten antara pemerintah dengan pemerintah kabupaten/kota yang bersangkutan.
 12.    Kebijakan Depdiknas Tahun 2007 tentang Pedoman penjaminan Mutu Sekolah/Madrasa Bertraf internasional pada jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah, antara lain disebutkan : “... diharapkan seluruh pemangku kepentingan untuk menjabarkan secara operasional sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan Sekolah/Madrasah bertaraf internasional ...”.
 13.   Renstra Kemendiknas Tahun 2010 – 2014.
 14.   Renstra Direktorat Pembinaan SMP Tahun 2010 – 2014.
15.  SK Gubernur Jawa Timur Nomor 188/188/KPTS/013/2005 Tanggal 11 Juli 2005  tentang Kurikulum Mata Pelajaran Bahasa Jawauntuk Jenjang Pendidikan SD/SDLB/MI dan SMP/SMPLB/MTs Negeri dan Swasta Provinsi Jawa Timur.
       


Fasilitas, Sarana dan prasaransa
  • Multimedia Room
  • Multimedia Language Lab
  • Computer Laboratory
  • Internet Access (Hot Spot)
  • Libarary
  • Education Radio Station
  • Studio Music
  • Students information System
  • Spot Fiends
  • Culinary Room

Agenda Kegiatan SMPN 1 Lamongan
Semester II Tahun Pelajaran 2011 – 2012

No
Pelaksanaan
Jenis kegaiatan
1
29 -31 Desember 2011
Kemah akbar di bumi perkemahan Mayangkara untuk kelas VII
2
14 – 17 Januari 2012
Bali Field Intergrated Study untuk Kelas VIII
3
16 – 19 Januari 2012
Uji Coba 2 UN
4
20 – 23 Febuari 2012
Try Out bersama uji coba 3 UN
5
4 Maret 2012
S2MEC ( social, Scince, Mathematik, English Competition ) untuk anak SD
6
12 – 17 Maret 2012
Ulangan Sumatif kelas IX, Midle test Kelas 7-8
7
19 – 23 maret 2012
Uji Coba 4 UN
8
26 -31 Maret 2012
Ujian Sekolah
9
2 -5 April 2012
Ujian Praktek
10
9 – 21 April 2012
Pemantapan UN
11
23 – 26 April 2012
Pelaksanaan UN
12
7 – 8 Mei 2012
Pengumuman Kelulusan
13
9 mei 2012
Wisuda Purna siswa
14
20 Mei 2012
Field Trip study seloleman trowulan
15
11 – 15 Juni 2012
UKK ( ulangan kenaikan Kelas 7-8)
16
23 Juni 2012
Penerimaan Rapot Kenaikan Klas 7-8

Lamongan,    Desember  2012
Kepala SMP Negeri 1 Lamongan



 Drs.H.KHOIRUL ANAM,M.Pd
 Pembina Utama Muda


Struktur Organisasi SMP Negeri 1 Lamongan



LAMPIRAN
Daftar prestasi SMP Negeri 1 Lamongan
NO
NAMA PESERTA
PRESTASI
JENIS LOMBA
TAHUN
TINGKAT
JUARA
1
M SABILAH ROSYAD
OLIMPIADE CATUR
2010
NASIONAL
1
2
TIM BASKET PUTRA
BASKET 
2011
KABUPATEN
1
3
TIM BASKET PI
BASKET 
2011
KABUPATEN
1
4
M ILHAM AKBAR SAMSUDDIN
OLIMPIADE SAINS
2011
PROPINSI
2
5
DEWI MUSTIKA RAHAYU
LOMBA POSTER
2011
KABUPATEN
3
6
SAFIYAH NISA'I
LOMBA POSTER
2011
KABUPATEN
1
7
TIM BOLA VOLI PI
LOMBA VOLI
2011
KABUPATEN
2
8
AHMAD FAUZI
MTQ
2011
KABUPATEN
2
9
M HASANNUDDIN
MTQ
2011
KABUPATEN
3
10
IRMA LATHIFATUL LAILY
LOMBA FISIKA
2011
KABUPATEN
1
11
ALFIAN HARIDA MAULANA
LOMBA FISIKA
2011
KABUPATEN
2
12
ABDUR ROUF
LOMBA ICT
2011
KABUPATEN
1
13
BELGIS AULIA V
SPECH CONTEST
2011
KABUPATEN
1
14
KHAIRINA SAFITRI
LOMBA EKONOMI
2011
KABUPATEN
2
15
FERRI AYU
LOMBA GEOGRAFI
2011
KABUPATEN
2
16
KHOIRUN NISA
LOMBA GEOGRAFI
2011
KABUPATEN
3
17
RIZKA EKA PRASETYA
LOMBA MATEMATIKA
2011
KABUPATEN
2
18
M ILHAM AKBAR SAMSUDDIN
OSN MAT
2011
KABUPATEN
1
19
AMIRUL DIPO W
OSN FISIKA
2011
KABUPATEN
1
20
ABDULLOH KAFA BIHI
OSN BIOLOGI
2011
KABUPATEN
1
21
BELLA HARSARI
OSN IPS
2011
KABUPATEN
1
22
M ILHAM AKBAR SAMSUDDIN
OSN MAT
2011
NASIONAL
PERUNGGU
23
AMIRUL DIPO W
OSN FISIKA
2011
NASIONAL
PESERTA
24
ABDULLOH KAFA BIHI
OSN BIOLOGI
2011
NASIONAL
PESERTA
25
DEWI MUSTIKA RAHAYU
LOMBA MENULIS CERPEN
2011
NASIONAL
1
26
NANDA DEA CAHYA
PANJAT TEBING
2011
PORPROF
3 EMAS 1 PERUNGGU
27
DICKY CAHYA
PANJAT TEBING
2011
PORPROF
PERUNGGU
28
AMIRUL DIPO W
LCC WAWASAN KEBANGSAAN
2011
KABUPATEN
1
DINDA CAHYA F
LINGGA KHOIRUMAN F
29
RIZKY ZABIR MANNA
YAK YUK
2011
KABUPATEN
2
30
Drs. H. KHOIRUL ANAM, M.Pd
KEPSEK BERPRESTASI
2011
KABUPATEN
1
31
CAHYA TRISNANINGTYAS
YAK YUK
2011
KABUPATEN
1
32
Hj. BINTI NASICHAH, M.Pd
GURU BERPRESTASI
2011
KABUPATEN
1
33
USWATUN KARIMAH
SISWA BERPRESTASI
2011
PROPINSI
4
34
TIM TEATER
LOMBA TEATER 
2011
PROPINSI
SUTRADARA TERBAIK
35
M ILHAM AKBAR SAMSUDDIN
LOMBA KIHAJAR
2011
NASIONAL
1
36
AMIRUL DIPO W
OLIMPIADE FISI
2011
JAWA BALI
3
37
RIO ARIANTO
38
TIM PRAMUKA
LOMBA GALANG TANGKAS
2011
KABUPATEN
UMUM
39
TIM UKS
LOMBA UKS
2011
KABUPATEN
UMUM
40
EKA NUR FEBRIANTI
JATIM SPRINT
2011
PROPINSI
2
41
M FATIH ABDUS SSALAM
MATH COMPETITION
2011
INTERNASIONAL
DISTINCTION
42
Dra. AILY ULFAH, S.Pd
CAMBRIDGE
2011
INTERNASIONAL
CUMLADE
43
AMIRUL DIPO W
LOMBA MIPA
2011
JAWA BALI
HARAPAN 1
ABDULLOH KAFA BIHI
GIAN MAULADI
44
HERI SETIAWAN
LCC KEAGAMAAN
2011
KABUPATEN
2
USWATUN KARIMAH
NOURMA W
45
LIDYA SULKAN KERDIYANTI
IPA
2011
KABUPATEN
1
ASTRIE DIANIFA RAHMAWATI
ARLEZA ROZALI WULANDARI
46
AMIRUL DIPO W
IPT
2011
KABUPATEN
3
ABDULLOH KAFA BIHI
ALIF BASOR AMIRUDIN
47
M ILHAM AKBAR SAMSUDDIN
literasi Matematika
2011
JAWA BALI
1
48
GIAN MAULADI
MATH COMPETITION
2011
INTERNASIONAL
INTERNASIONAL CREDIT
49
Rr. RIEKE AYU MARSHELLA
KARAOKE
2011
KABUPATEN
1
50
Rr. RIEKE AYU MARSHELLA
ADU BAKAT
2011
KABUPATEN
1
51
MEGA SAFIRA
KARAOKE
2011
KABUPATEN
3
52
CAHYA TRISNANINGTYAS
KARAOKE
2011
KABUPATEN
2
53
AMIRUL DIPO WICAKSONO
FISIKA (NATIONAL SCIENCE OLYMPIAD)
2012
NASIONAL
MEDALI PERUNGGU
54
ABDULLOH KAFA BIHI
BIOLOGI (NATIONAL SCIENCE OLYMPIAD)
2012
NASIONAL
MEDALI PERUNGGU
55
ABDULLOH KAFA BIHI
OLYMPIADE BIOLOGI di ITS
2012
NASIONAL
1
56
M.ILHAM AKBAR  SYAMSUDIN
Kontes literasi Matematika UNESA
2012
PROPINSI
1
57
RIO ARIANTO
OLYMPIADE FISIKA MA Maskumambang Gresik
2012
se Karesidenan Gresik
1
58
RIO ARIANTO
OLYMPIADE FISIKA SMT Bojonegoro
2012
se Karesidenan Bojonegoro
3
59
M. FATIH ABDUSSALAM
Olimpiade Matematika Dies Natalis SMA 1 Lamongan
2012
KABUPATEN
JUARA I
60
GIAN MAULADI
Olimpiade Matematika Dies Natalis SMA 1 Lamongan
2012
KABUPATEN
JUARA II
61
M. ILHAM AKBAR SY
Olimpiade Matematika Dies Natalis SMA 1 Lamongan
2012
KABUPATEN
JUARA III
62
ANUGRAH BINTANG P
Olimpiade BiologiDies Natalis SMA 1 Lamongan
2012
KABUPATEN
JUARA II
63
ALIF BASHOR AL
Olimpiade Fisika Dies Natalis SMA 1 Lamongan
2012
KABUPATEN
JUARA II
64
KHOIRUN NISA'
Olimpiade Astronomi dan Geologi Dies Natalis SMA 1 Lamongan
2012
KABUPATEN
JUARA II
65
FIRDAUS BUDI RAHARJA
Olimpiade Informatika Dies Natalis SMA 1 Lamongan
2012
KABUPATEN
JUARA I
66
SELMA KURNIAWATI
Olimpiade Informatika Dies Natalis SMA 1 Lamongan
2012
KABUPATEN
JUARA II
67
VERONICA KADISTA PUTRI
speech contest Dies Natalis SMA 1 Lamongan
2012
KABUPATEN
JUARA I
68
SHEVIERA DANMADIYAH
speech contestDies Natalis SMA 1 Lamongan
2012
KABUPATEN
JUARA II
69
CINDIKA
Story telling Dies Natalis SMA 1 Lamongan
2012
KABUPATEN
JUARA III
70
LIDIA SULKAN
KIR Dies Natalis SMA 1 Lamongan
2012
KABUPATEN
JUARA I
ASTRIE DIANIFA
KABUPATEN
71
HANIN KARISMA
Lukis Poster Dies Natalis SMA 1 Lamongan
2012
KABUPATEN
JUARA I
72
GIONELA RENGGANIS
Lukis Poster Dies Natalis SMA 1 Lamongan
2012
KABUPATEN
JUARA II
73
TIM putra Bola Basket
Dies Natalis SMA 1 Lamongan
2012
KABUPATEN
JUARA I
74
TIM Putri Bola Basket
Dies Natalis SMA 1 Lamongan
2012
KABUPATEN
JUARA II
75
A.N. HARDIKA DEWI
Dies Natalis SMA 1 Lamongan
2012
KABUPATEN
The Best Player
76
A.N. DEWA KATON
Dies Natalis SMA 1 Lamongan
2012
KABUPATEN
The Best Player
77
M. HASANUDIN
MTQ Dies Natalis SMA 1 Lamongan
2012
KABUPATEN
JUARA I
78
EVITA ROSNILAM
MTQ Dies Natalis SMA 1 Lamongan
2012
KABUPATEN
JUARA II
79
AMIRUL DIPO WICAKSONO
FINALIS ISPO (INTERNATIONAL SCIENCE PROJECT OLYMPIAD)
2012
NASIONAL
FINALIS
ABDULLOH KAFA BIHI
















LAMPIRAN
DOKUMENTASI FOTO PRESTASI SMPN 1 LAMONGAN